Wednesday, 28 December 2016

Pesta Dengan Sepupu ku

Suara bel mengagetkanku saat sedang santai nonton TV dirumah paman dan bibiku.Ini adalah hari keduaqu di Yogya dalam rangka persiapan test masuk perguruan tinggi di kota tsb. Dgn malas2an aqupun membukakan pintu,

“Woyyy…. Ray!! kok gak ngomong2 sih dateng ke Yogya, aqu juga kangen tau..!!”
sosok cantik yg memberondongku dgn kata2nya yg bawel itu adalah Anjani, anak
dari salah satu pamanku di Yogya. Anjani ini memiliki wajah yg cantik agak oval,
dgn
hidung mancung dan kulit putih bersih. Tingginya sekitar 165cm dgn body proporsional
aduhai dan ukuran bemper depan lumayan…yaaahhh 34B deh kira2. Dibelakang Anjani
ada 2 lagi sepupuku yg juga gk kalah cantik yaitu Rani 160cm / 34B dan Anis adiknya
yg memiliki tubuh lebih tinggi mungkin hampir 170cm dgn buah dada kira2 seukuran
lah dgn kakaknya.



“Iya nih Ray, kenapa juga kamu gak ngabarin kita2? mang kamu cuma kangen sama
Widya saja ya? Awas ya kamu..” Rani menimpali ocehan Anjani padaqu.
“Iya, rencananya aqu hari ini mo jalan ke tempat kalian bareng Widya, tapi tadi pagi
kata Widya kalian ber 3 malah mo kesini. Ya telah tak tunggu saja disini. Sama aja toh…
weeekk” sahutku cuek.
“Hayo buruan masuk, Widya masih tidur tuh kayaknya..” ajakku kepada mereka.
Anjani dan Rani saat itu seusia dgnku (18 tahun) dan sama2 baru lulus SMU, sementara
Anis 2 tahun lebih muda dan baru naik ke kelas 2 SMU.
Biar gak bingung, silahkan baca Ray dan sepupu binal
Ketiga sepupuku inipun kemudian masuk ke dalam rumah. Aqu mengikuti mereka
dari belakang sambil senyum2 sendiri melihat kecantikan ke 3 sepupuku yg telah 3
tahun tak bertemu ini. Ternyata hanya 3 tahun telah lebih dari cukup untuk
membentuk 3 remaja ingusan menjadi sosok2 wanita yg cantik dan sangat menawan
seperti mereka.



Anjani, dgn rambut lurus sebahu dan mengenakan kaos santai dan rok mini benar2
sangat membuatku penasaran, apakah dia senakal Widya sang empunya rumah ini yg
semalam baru saja bercinta dgnku. Sementara Rani dan Anis berpakaian lebih sopan
dgn kemeja dan celana jeans panjang tapi tetap saja lekuk2 tubuh mereka membuat
Ray juniorku bangun diam2 dalam sangkarnya.
Tak lama kemudian, Widya keluar dari kamarnya. Nampaknya dia baru saja mandi.
Dgn hanya memakai kaos model U Can See (my body).. dan celana batik kondor yg
pendek banget. Dgn gaya cueknya dia menyapa ketiga bidadari lainnya ini…
“Weyy… wess do theko toh? sorry, aqu bar adhus..hehe” (Weyy… dah pada dateng
ya? Sorry, aqu baru aja selesai mandi)… gitu kira2 translatenya.
Pagi menjelang siang itupun kami habiskan dgn bercanda ria sambil mengenang
hal-hal konyol yg dulu sering kami laqukan bersama-sama saat masih kecil. Kami
berlima ini memang dari kecil akrab sekali mungkin karena kami semua seumuran.
Sementara sepupu-sepupuku yg lain rata2 berusia 4-5 tahun lebih tua, bahkan ada
yg berusia 15 tahun lebih tua dariku.
Sekitar pukul 15.00 Rani dan Anis pamit karena mereka katanya ada acara lagi dgn
kawan2nya. Tinggallah aqu, Anjani dan Widya.
“Hehh… Win, kamu tu semalam cuma berdua sama si Ray? Pakde budhe lagi ke Magelang kan? tanya Anjani menyelidik.

“Ho oh… untung ada Ray, kalo nggak malah sendirian toh aqu?” jawab Widya.
“hehehe… Ray, kamu ngaqu aja deh semalam ngapain aja sama si Widya?”
duuuhhhhhh…. aqu benar2 terkejut tiba2 dapat pertanyaan yg to the point seperti itu.
“yeee…. kamu mau tauuuu aja. Rahasia dong ah..” sahutku sambil coba2 memancing
di air keruh. Karena kalau dari gaya bicara dan bahasa tubuhnya, sepertinya Anjani
ini juga gak kalah berpengalaman dibanding Widya dalam urusan Sex.
“Heee… kamu nih yaa… sok rahasia-rahasiaan sama aqu…” katanya sambil mencubit
genit perutku. Aqu bukannya menghindar, malah kutarik aja Anjani dalam pelukanku.
Kemudian kucium dgn cuek pipinya..
“Hehhh… kok malah ngesun aqu toh? dasar ya kamu ini..” katanya manja.
Tapi Anjani gak marah sama sekali, malahan tangan kirinya melingkari pinggangku.
“Win…. pasti kamu semalam ehem..ehem yaaa… aqu kan tau kamu… dah deh
ngaqu aja” tanya Anjani semakin menyelidik.
“hihihi… yo takonen si Ray wae tho Wi. ” Widya menjawab dgn sangat cuek.
Aqu semakin menangkap sinyal2 positif nih. Jangan2 Anjani dan Widya ini memang
saling terbuka masalah sex.
“tuh kan..!!! Ray, kamu semalam ML ya sama Widya”
Deg..!!! kali ini aqu beneran kaget dgn pertanyaan Anjani yg vulgar itu, terutama untuk
seorang wanita Yogya seperti dia.
“hehehe…” aqu hanya menjawab dgn terkekeh.
“Iiiihhh… kamu nih ya, udah deh kalo sama aqu cuek aja. Rahasia terjamin kok… asal….
hihihi”“Asal apa?” tanyaqu…
“Asal aqu juga boleh ikutan nyobain ini…” Sambil tangannya tiba2 memegang kemaluanku
dari luar celana.

“Tuh kan… belum apa2 aja kamu dah konak begini… hahahhaa”
“hahaha… Iya Ray, kalo sama Anjani kita cuek aja kok. Aqu sama dia selalu saling
terbuka masalah sex, yg belum pernah kita laqukan cuma… main ber 3..hahhaa”
fiuwww… aqu terkejut sekaligus gembira dan horny meningkat membaygkan pesta sex
dgn sepupu binal ku.
” Ray… kemaluanmu gede banget sih? kamu ke mak Erot yah?” Tanya Anjani dgn mimik
serius tapi seperti bercanda begitu dgn cueknya dia membuka celana pendekku yg
kebetulan memang gak pake retsleting tapi cuma karet saja. Cerita Seks 2017
“Enak aja… ini asli dong…uuhhh, enak banget sih Wi” sahutku sambil melenguh
keenakan karena Anjani dgn santainya langsung mengemut kepala bajaqu.
“Ssssttt…. terus Wi… uhhh sedotan kamu lebih mantep dari vacum cleaner deh…”
Anjani semakin bersemangat mengemut, menjilat dan menyedot2 kemaluanku.
Posisi dia pun saat ini menungging sambil terus mengoralku. Posisi ini semakin
memudahkanku meremas2 susunya yg kenceng banget itu.
Kemudian kulihat Widya mendekati Anjani dari belakang. Dgn santainya dia meloloskan
Rok dan Celana dalam Anjani. Sementara aqu meloloskan kaosnya. Hingga saat itu Anjani
pun telah telanjang bulat di hadapanku dan Widya. Kemudian tanpa kusangka- sangka,
tiba2 Widya berjongkok di belakang Anjani, Widyapun mulai menjilati kemaluan Anjani
yg membuat Anjani semakin menggila mengoralku. Melihat kejadian ini membuatku
semakin bernapsu untuk pesta sex dgn sepupu binal ku hingga hampir meledak orgasmeku
yg pertama. Menyadari ini aqu segera menyetop Anjani dari sepongan mautnya.
Kemudian aqu pun mulai menghisap-hisap putingnya. Anjani pun tiduran terlentang di Sofa.
Aqu mulai mengerjai buah dadanya kiri dan kanan. Putingnya benar2 sempurna… mungil tapi
sangat keras dan berwarna pink muda. Buah dadanya sangat kenyal dan bahkan sedikit lebih
kencang dibanding buah dada Widya. Kemudian jilatankupun mulai bergerak ke arah pusar
dan kemaluannya. Sebelum kujilat kemaluan Anjani, sebelumnya kucium dulu bibir Widya
dgn ganas dan dia pun menyambut dgn tidak kalah liarnya.
Kemudian Widya berdiri dan melucuti semua pakaiannya. Kemudia dia berjalan ke arah
wajah Anjani dan mengangkangi Anjani hingga kemaluannya tepat berada didepan mulut
Anjani. Sementara aqu mulai mengorek2 dan menjilat2 kemaluan Anjani.
Bau kemaluan Anjani ini sungguh harum. Selain itu bulunya benar2 dicukur habis hingga
kemaluan tembem itu kelihatan begitu merah merona. Mendapat serangan dariku Anjani
semakin blingsatan, sementara Widya juga tidak kalah liar sambil terus menekan-nekan
kemaluannya ke wajah Anjani…. Aqu benar benar menikmati pesta sex dgn sepupu binal ku.
“Sssttt…. ooohhh.. Wi… lidahmu penak Wi… terus sedot itilku Wi…” erang Widya..
Kemudian aqupun meminta Anjani untuk menungging. Sementara Widya beringsut dan
berdiri dihadapan Anjani. Aqupun mulai memasukkan kemaluanku ke dalam kemaluan
Anjani yg masih sempit banget…
“Aaahhhh… Rayyy..Edaaannn, pelan-pelan Ray.. kemaluanmu gede banget..” Anjani agak
terkejut ketika kepala kemaluanku mulai memasuki liang surganya. Aqupun mulai
menggenjotnya pelan-pelan…
“ooohhh… Wii… kemaluanmu sesek banget.. hhuufffftt…ooohhh..oohhhh…”
erangku keenakan “Rayy… ooohhh penuh banget Ray…ooohh…ssstt….
genjot terus Ray…aahh…ahhh”
Aqu semakin bersemangat menggenjot Anjani, sementara Widya aqu lihat
mengocok-ngocok kemaluannya dgn jari-jarinya.
Setelah sekitar 10 menit….



“OOOhhh…Raayyyy…aqu keluaarr…. oohh….”
Anjani pun terkulai setelah mengalami orgasme yg Dahsyat. Sementara kemaluanku
seperti tersiram air hangat didalam kemaluannya…. uuhhhh nikmatnya benar2 super
duper dahsyat pesta sex dgn sepupu binal ku.
Kemudian perlahan2 aqu mencabut kemaluanku. Dan berjalan mendekati Widya yg
kelihatan telah sangat menanti kehadiran kemaluan kesaygannya ini. Widyapun
bersandar di dinding, sementara kakinya yg sebelah kanan dinaikkan ke sandaran
kursi. Aqupun sambil memeluknya lalu mulai menancapkan Kemaluanku ke kemaluan
Widya dalam keadaan berdiri.
“Ahhh… Rayy… mantep banget saygg….” erang Widya keenakan sambil mulai menggoyg
pinggulnya. Goygannya ini ternyata memiliki efek yg sangat dahsyat. Kemaluannya terasa
seperti menyedot kemaluanku semakin dalam ke dalam rongga-rongga kemaluannya.
“Ssttt…. kemaluanmu legit banget sayg… aqu pengen entotin kamu terus2an kalo begini”
ucapku sambil mengulum dan menjilat daun telinga Widya.
“Ahh… iya Ray, entotin aja aqu terus Ray…. oohhh, kapan aja kamu mau kamu tinggal
ngomong ke aqu…. oohhaahhh…sstt….oohhh”
Widya semakin menikmati genjotan-genjotanku dalam kemaluannya.
Kemudian Widya memintaqu berbaring di karpet.. Rupanya dia telah tidak sabar untuk
posisi favoritnya waktu ngentot yaitu Woman on Top. Widya pun mengangkangi
kemaluanku… kemudian menancapkan Kemaluanku ke dalam kemaluannya…
Blezzz….

“Ohhh…. Widd, anjritttt… kemaluanmu sempit bangettt” erangku keenakan.
Anjani yg telah mulai segarpun mendekati kami. Kemudian dia mencium bibirku dgn
sangat liar. Tangankupun gak mau kalah meremasi buah dada Anjani. Gak cukup dgn
itu, Anjani kemudian mencium Widya dgn sangat liar, Widya pun mengimbangi ciuman
Anjani sambil pinggulnya terus menggoyg kadang seperti goyg ngebor Inul, kadang
goyg patah2 annisa bahar, dan masih banyak lagi deh.
Tangan kiriku kumanfaatkan untuk meremas buah dada kanan Anjani, sementara
tangan kanan meremas buah dada kiri Widya. Dua wanita gila sex ini pun semakin
menggila. Kemudian Anjani memberikan buah dadanya ke mulutku minta dihisap.
Aqupun menghisap pentil merahnya itu tanpa ampun membuatnya semakin
terengah2. Sekarang tangan kiriku mulai mengocok kemaluan Anjani, sehingga posisi
kami saat itu betul2 saling memberikan kenikmatan satu sama lain. Kemaluanku
menancap di kemaluan Widya, jariku bermain di klitoris Anjani, Mulutku mengenyot
buah dada Anjani, sementara Anjani dan Widya masih terus berciuman dgn sangat liar
dan saling memberikan Rangsangan. Tiba2 Widya berteriak…
“Rayy…. aqu mau keluar Ray…. ooohhh…..”
“Aqu juga Ray…. sstt… terus Kocok Ray…… ahhh..enak banget…”
Sementara aqupun telah hampir sampai…
dan mereka berduapun akhirnya orgasme bersamaan…
“Raayyyyy…. ooohhhhhhh…” teriak mereka bersamaan…
Aqupun segera mencabut kemaluanku kemudian berdiri dihadapan mereka berdua..
Kemudian ku kocok dgn kecepatan tinggi karena aqu sendiri juga telah hampir
orgasme. Anjani dan Widya sama2 membuka mulutnya menunggu tembakan2
liar dari kemaluanku… dan…



“Aaahhhh….. ahhhh… ahhhh… aqu keluaaaaaarrr…..” erangku keenakan sambil
menembakkan pejuku ke mulut mereka berdua. Anjani dan Widya seperti tidak ada
puasnya dan seperti berlomba menelan pejuku sebanyak-banyaknya.
Kemudian mereka berdua segera menjilati dan menghisap kemaluanku secara
bergantian. Semua bagian kemaluanku mulai dari kepalanya, batangnya sampai
bijinya benar2 diusap habis dua lidah betina-betina muda dan sexy dari yogya ini.
“Heee… gila banget kamu Ray… nyesel aqu baru tau kalo kemaluan kamu segede dan
sekuat ini” kata Anjani sambil tangannya terus mengelus-elus batang dan kepala kemaluanku.
“hehehe… kamu sih gak pernah mau tanya-tanya ke aqu… hahaha” sahutku bangga.
Tak terasa ternyata saat itu telah pukul 17.30 Kemudian kami pun mandi bersama-sama
dan kembali melaqukan pesta sex yg luar biasa sampai pagi. Saat ini Anjani berumur
32 tahun, memiliki 1 orang putri namun tubuhnya masih sangat terawat dan kami
kadang2 masih melaqukan pesta sex dgn sepupu binal ku saat aqu sedang berkunjung
ke Yogya, tentu saja tanpa sepengetahuan suaminya dong.
Sementara Widya saat ini berumur 33 tahun, memiliki 2 orang anak. Widya tinggal di
Kalimantan sekarang karena ikut dgn suaminya.

Pengganti Suamiku


Pengganti Suamiku

Kehidupan malam baru saja berangkat menanjak gulita. Suasana desa Baturan terasa lenggang. Angin berembus menyelusup celah-celah rumah Ibu Risma yg hanya ditemani putra laki-laki semata waygnya. Pikirannya gelisah menanti pagi. Pagi yg kelam sekelam mimpinya kemarin malam. Suami yg sangat dicintainya, yg telah menghidupinya dgn segala kemewahan dunia dan kemanjaan birahi, terkena skandal “Desa Gate”


Kasus korupsi penyalahgunaan subsidi kesejahteraan masyarakat desa. Sebagai kepala desa, suami ibu Risma bertanggung jawab atas lancarnya dana tersebut di terima masyarakat prasejahtera. Rupanya nasib menentukan lain. Masyarakat sekarang mulai kritis dan penegakkan hukum sangat diperhatikan aparat pemerintah. Masyarakat sangat antipati melihat kebobrokan aparat desanya. Maka dijebloskanlah suami ibu Risma ke penjara. Segala perbuatannya selama sekian tahun diam-diam diintip oleh aparat pemerintah yg bernaung dalam badan yg bernama PKKN “Pemberantas Korupsi Kolusi dan Nepotisme”. Bukti-bukti yg telah dikumpulkan, meja pengadilan telah siap membeberkan dalil-dalil pembenaran atas kasus suami ibu Risma. Bila terbukti hukumnya MATI.
Dgn berdandan seadanya dan pikiran yg masih gundah. Ibu Risma melangkah masuk menemui suaminya. Penjagaan sangat ketat. Empat orang polisi mendampingi percakapan ibu Risma dan suaminya. Ibu Risma menjauh memandangi jendela yg terkurung besi kokoh. Saat suaminya berusaha membuka percakapan dgn putranya.



“Bapak kapan pulang” dgn tatapan lugu putranya bertanya pada bapaknya. Deg jantungnya serasa disetrum berpuluh-puluh watt listrik tegangan tinggi. Jantungnya serasa hangus dan jiwanya serasa terbang mendengar pertanyaan putranya. Tidak tahukah putranya, besok bapaknya akan dihukum mati. Vonis sudah keluar, segala banding sudah tidak berguna. Masyarakat dan pemerintah begitu bersatu menentang segala bentuk ketidaksenonohan oknum pemerintah.
Ibu Risma segera merangkul putranya seraya melangkah keluar. Besok pukul 12.00 siang eksekusi mati atas diri suami ibu Risma akan dijalankan. Permintaan terakhir suaminya, meminta persetubuhan dgn istrinya. Didalam ruang yg tertutup dgn lampu yg temaram, ibu Risma dan suaminya bugil saling menatap tubuh satu persatu. Dirabanya dada suaminya yg bidang. Suaminya memagut bibir ibu Risma dan meremas buah dadanya yg masih kencang. Dihisapnya puting buah dada ibu Risma.
“Ahh..” desahan napas ibu Risma memantul setiap dinding ruang 3×4 tersebut. Desiran darah dan birahinya memuncak, menghilangkan kekalutan pikirannya. Puting buah dada ibu Risma mengeras pertanda birahinya memuncak. Kemaluan suaminya menegang siap memasuki kemaluan ibu Risma yg telah sekian lama tidak tersentuh senjata tumpul. Dalam kondisi masih berdiri, BLESS.. sedikit kesat kemaluan suaminya menerobos dinding kemaluannya.



“Ahh.. trus pak..ahh..masukkan yg dalam..ahh..” dgn suara sedikit serak mengandung birahi, ibu Risma sangat menikmati kemaluannya diterjang dan dimaju mundurkan oleh suaminya.
Dinding-dinding kemaluannya mencengkeram batang kemaluan suaminya. BLEP..BLEPP..SRETT..SRETT.. bunyi kemaluan dan kemaluan yg sangat klasik. Dinding-dinding kemaluannya sedikit demi sedikit mengeluarkan cairan pertanda kepuasan duniawai telah direngkuh. Matanya memejam merasakan sensasi yg luar biasa. Otot-otot kemaluan mulai mengendur dan cairannya membahasi lubang kemaluannya. Suaminya semakin cepat memainkan kemaluannya. Maju mundur maju mundur, pantatnya bergoyg.
“Ahh..aku mau keluar.. bu..” semakin keras goygan badan suaminya. Desiran nafsu birahi ibu Risma kembali memuncak. Otot-otot kemaluan ibu Risma mulai berkedut-kedut mencekram lebih kuat kemaluan suaminya.
“Ahh..keluar pak..keluar sama-sama.. ahh..” Crot-crort..crroott.. semburan air mani suaminya bercampur dgn cairan ibu Risma, Banjir! Lubang kemaluannya basah oleh cairannya dan air mani suaminya. Satu dua menetes air mani suaminya keluar dari celah-celah lubang kemaluannya. Dirangkulnya suaminya, seraya menangis.
Enam bulan telah berlalu. Kematian suaminya masih menyisakan kesedihan yg mendalam. Rumah yg jauh dari keramaian serta hanya ditemani oleh putra semata waygnya, benar-benar membuat stress pikiran ibu Risma. Pikirannya kembali menerawang saat ibu dan putra tersebut menonton TV. Ibu Risma membaygkan saat-saat percintaannya dgn suaminya. Begitu romantis dan indahnya hidup saat itu. Airmatanya tak kuasa menerobos celah-celah kelopak matanya.



“Ibu, jangan menangis ya..” dgn lugu, seorang putra berumur delapan tahun menghapus airmatanya.
“Tidak, nak.. Ibu hanya kangen dgn bapakmu” matanya sembab memandang putranya. Diusapnya rambut putranya dgn kasih sayg. Diciumnya rambut putranya, pipi dan bibir putranya. Putra kecil yg lugu itu membalas ciuman ibunya dgn kasih sayg. Ibu Risma seperti menemukan gairah hidup, semangat membara.
Desiran darahnya perlahan-lahan berusaha naik, menguasai saraf-saraf birahinya. Ibu Risma benar-benar terlena dgn keadaan itu. Dilumatnya bibir putranya dgn sedikit nakal. Seolah-olah roh suaminya masuk kedalam raga putranya. Putra kecil berumur delapan tahun, pandai memberikan rangsangan birahi kepada ibunya. Diremasnya buah dada ibu yg masih terbalut pakaian. Satu persatu dibukanya kancing pakaian ibunya. Ibu Risma membiarkan kenakalan tangan putranya. Pikirannya berkecamuk antara dua sisi black and white.



Antara birahi dan sayg bedanya sangat tipis. Saat sekujur tubuh telah dirasuki saraf-saraf nakal birahi, saat itulah nafsu akan muncul. Lumatan bibir kedua putra manusia yg dibatasi oleh status hidup, Ibu dan Putra makin menjadi-jadi. Ibu Risma begitu agresif melumat bibir putranya. Dgn pakaian yg telah terbuka dan buah dada yg menggantung, ibu Risma membuat kemaluan putranya menjadi keras. Perlahan-lahan dibukanya celana pendek putranya. Kemaluan kecil tersebut tidak malu-malu lagi mendongak ke atas. Sepertinya kemaluan kecil tersebut masih bingung menunggu intruksi dari ibunya. Dgn lembut tangan ibu Risma meremas kemaluan kecil putranya.
Berkali-kali diusapnya ujung kemaluan putranya. Terlihat mata si kecil merem melek merasakan sensasi yg sangat luar biasa dan pertama baginya. Dgn tanpa disangka-sangka, ibu Risma melepaskan pagutan-pagutan dibibir putranya. Bibirnya kemudian mencium kemaluan putranya. Dari ujung kemaluan kecil tersebut hingga kedua pentol putranya dilumatnya tanpa sisa. Dikulumnya kemaluan tersebut, dihisapnya dgn perlahan-lahan, maju-mundur kepala ibu Risma memasukkan kemaluan putranya hingga memenuhi rongga-rongga mulutnya.
Birahi ibu Risma meledek-ledak membakar setiap sendi-sendi tubuhnya. Menjalar dari atas menyelusupi setiap tubuhnya hingga memuncak, membuatnya kehilangan daya pikir. Dilepasnya seluruh pakaiannya hingga tubuhnya polos tanpa ditutupi sehelai benang pun. Kedua buah dadanya menggantung bebas menantang seakan ingin memamerkan kepada putranya. Jamah diri ibumu sayg, reguk setiap tubuhku, nikmati nikmati kenikmatan duniawi ini bersama ibu. Seakan mengerti atau naluri purbanya menuntun, sikecil segera menghisap puting ibunya. Srep srep bunyi hisapan mulut putranya menghisap buah dada ibunya. Hisapan yg berbeda saat sikecil menyusui mencari air buah dada ibunya.
Hisapan tersebut membuat sekujur tubuh ibu Risma meregang menahan geli. Begitu tidak tahan birahinya. Dgn perlahan ibu Risma merebahkan badannya di sofa merah tersebut. Kedua pahanya terbuka menantang, mempertontonkan lebatnya rambut-rambut kemaluannya. Berkedut-kedut kemaluan ibu Risma pertanda birahinya begitu memuncak. Dituntunnya kemaluan putranya memasuki lubang kemaluannya. B l e s.. tiada kata-kata yg dapat diucapkan, hanya erangan napas birahi ibu Risma dan bunyi paha keduanya beradu menimbulkan bunyi persetubuhan yg khas. Mata putranya sedikit terpejam merasakan sensasi pertama baginya. Otot-otot kemaluannya sedikit memerah, menampakkan goresan.
“Ah ah ah” dari mulut putra kecilnya terdengar sembari menggoygkan badannya. Maju dan mundur.
“Trus trus sayg.. ah.. ohh..” Ibu Risma melenguh memejam matanya. Rupanya kenikmatannya telah sampai. Pikirnya, meskipun kemaluan putranya tidak begitu besar khas kemaluan putra-putra, rupanya bisa juga membuat dirinya terlena. Cengkeraman dinding kemaluannya tidak begitu erat mencekram kemaluan putranya. Dgn bebasnya kemaluan putranya maju dan mundur mengikuti irama persetubuhan kedua orang manusia. Bles..bless..bless..
“Ibu.. aku mau piipiiss..” Sambil menarik badannya, sehingga crroott.. croott.. keluar air mani dari ujung kemaluan putranya.



Muka dan buah dada ibu Risma terciprat oleh air mani putranya. Putranya hanya mematung memandang kemaluannya yg masih tersisa ceceran air mani. Sedikit demi sedikit ceceran air maninya jatuh pada paha ibu Risma. Ibu Risma hanya tersenyum melihat sikap putranya yg terkesan bingung. Mungkin dia berpikir akan keluar air kencing, sehingga menarik kemaluannya. Padahal kalau di keluarkan didalam sensasinya akan lain. Dasar putra-putra, pikir ibu Risma.


Sunday, 25 December 2016

Perawan Nikmat

Malam itu aqu menginap di rumah Mbak Kristin, karena saking ngantuknya aqu tertidur di atas sofa. Sekitar jam 4 pagi aqu terbangun, aqu masih dalem keadaan telanjang bulat tapi tertutup selimut, tapi Mbak Kristin sudah tak ada di sofa ah mungkin, dia pindah ke kamarnya dan tidur bareng anaknya.

Aqu berdiri dan mencari celanaqu karena suasana gelap aqu menghidupkan lampu. Saat lampu
menyala ada suara seorang perempuan menjerit, ternyata seorang perempuan masih remaja
umurnya sekitar 15 tahun, dia kaget mungkin karena melihatku telanjang bulat, aqu menutup

mulutku dgn jariku, maksudnya menyuruhnya diam.
Kudekati dia, kujelaskan bahwa aqu temannya Mbak Kristin, semalam aqu menginap disini, diapun
memahami dan memberitahuku bahwa dia spontan kaget karena belum pernah melihat lelaki
dewasa telanjang, katanya dia adalah pembantunya Mbak Kristin, namanya Syifa. Syifa tak sekolah
semenjak lulus SMP, dia ikut Mbak Kristin baru sekitar 3 bulan. Aqu Tanya dia kenapa kaget melihat
aqu telanjang memangnya belum pernah punya kekasih. Dia mengaqu sudah punya kekasih tapi
belum pernah melihatnya telanjang.

Kutanya lagi, terus kalau kekasihan ngapain, jawabnya jujur katanya pernah ciuman dan diraba-raba
susunya oleh kekasihnya, tapi belum pernah sampai telanjang bulat. Ah berarti masih perawan? Dia
menganggukkan kepala dgn malu-malu. Kuperhatikan matanya sedikit melirik ke arah
kemaluanku tapi masih malu-malu. Aqu pura-pura tak tahu dan cuek saja serta sengaja tak segera
mengenakan celanaqu. Aqu masih telanjang bulat dan memintanya untuk mengambilkan celanaqu,
aqu duduk di ruang makan yg hanya berbatas sebuah bifet dari ruang tamu.
Dia membawakan pakaianku dan perlahan aqu ambil celana dalemku aqu sengaja memakainya di
depan Syifa. Dia melewatiku menuju ke dapur sambil melirik ke arah kemaluanku lagi. Dia tak melihat
di depannya ada baju dan celanaqu, dia tersandung gesperku dan tertanting ingin jatuh, aqu
langsung menangkap tangannya, dan menarik badannya hingga aqu sendiri hampir saja ikut jatuh.
Dgn kondisi itu tak sengaja kami sedikit berpelukan, wajahnya dan wajahku dekat sekali, aqu
ingin menciumnya tapi masih taqut.


Kulepaskan pelan badannya dia menyempurnakan berdirinya aqu juga, tapi tak sengaja tangannya
menyentuh kemaluanku, dia minta maaf, aqu tersenyum dan malah menyuruhnya menyentuh lagi,
dia tersipu malu, aqu mengambil tangannya dan kuarahkan ke kemaluanku, ayolah Syifa, ga papa, ga
usah malu, katanya kamu belum pernah lihat kemaluan kan? Sekarang kamu boleh pegang
sepuasnya, dia malu dan menutup matanya dgn tangan kirinya, sementara tangan kanannya
dgn malu memegang kemaluanku.

Aqupun merasa nikmat disentuh oleh tangan seorang ABG, kuarahkan tangannya maju mundur
mengurut kemaluanku, kuajari dia cara mengocok kemaluanku. Dia kemudian terus mengurut-urut
kemaluanku perlahan tapi malu untuk melihatnya, tapi biarlah yg penting aqu merasakan
nikmatnya diurut sama tangan yg masih halus, meski pembantu tapi dia lumayan cantik, mungkin
kalau dia anak orang kaya dan terawat rajin ke salon, wajahnya tak kalah cantik dibanding
asmirandah. Kulitnya kuning langsat, bersih, dadanya besar untuk ukuran anak remaja, bokonngnya
juga seksi dan montok. –
Kulihat dia sepertinya menikmati untuk terus mengurut-urut penisku, sekarang dia mulai tak malu
melihat kemaluanku, tangan kiri yg tadinya buat menutup matanya, kini kutarik ke leherku.
Sehingga kamipun semakin berdekatan, kutarik pinggulnya kudekatkan badannya ke badanku,
dadanya menyentuh dadaqu, jantungnya berdebar, dia sepertinya agak taqut. Kubisikkan ke
telinganya, ke kamarmu yuk, ga enak kalau disini entar Mbak Kristin bangun, entar aqu ajarin yg
lebih enak. Tanpa banyak protes, dia berjalan menuju kamarnya aqu mengikutinya dari belakang,
kuperhatikan bokongnya yg begitu sintal, pahanya yg begitu mulus nampak terlihat karena dia
mengenakan baju tidur terusan dan panjang roknya di atas lutut. Warnanya juga transaparan dan
tipis sehingga tali BHnya dan juga celana dalemnya samar-samar terlihat.
Sesampai di kamarnya kututup pintu dan aqu kunci dari dalem. Aqu menyandarkan badanku di
depan pintu kutarik badannya dan kembali kuambil tangannya untuk terus mengocok-ngocok
kemaluanku, kini badannya bersandar di badanku, sambil terus mengocok kemaluanku, tapi gerakan
mengocoknya masih sangat pelan dan lembut, mungkin karena baru pertama tapi aqu malah
menikmatinya.

Tolong diemut dong kemaluanku, dia menggelengkan kepala, kupegang kepalanya dan kududukkan
di depanku, kuarahkan kemaluanku ke mulutnya, kutekan pipinya agar mulutnya terbuka dan
perlahan kumasukkan kemaluanku ke dalem mulutnya, dia masih terlihat risih dan malu, tapi
beberapa saat kemaluanku sempat masuk juga dalem mulutnya meski sebentar, tapi aqu gak mau
memaksa karena ini pengalaman pertama baginya. Kutarik badannya dan kupeluk erat, kemudian
perlahan kucium bibirnya, dia cantik juga meski pembantu aqu tak risih mencium bibirnya, karena
menurutku Syifa cantik juga dan aqu beruntung seandainya Syifa mau aqu entot, soalnya dia masih
perawan.



Kupeluk badannya erat, dan kuciumi bibirnya sementara tanganku mulai aktif menggerayg ke
bokonngnya, dari belakang kuangkat dasternya, sehingga aqu menemukan lipatan celana dalemnya,
kuselipkan tanganku dan kuremas-remas bokonngnya, tangannya menahan tanganku, tapi aqu cuek
saja sambil terus meremas-remas bokonngnya, perlahan kuturunkan celana dalemnya sambil terus
kuremas dan kutarik bokonngnya ke depan, sehingga kemaluanku sekarang bersentuhan dgn
kemaluannya, tangannya berhenti mengocok kemaluanku kemudian memegang pinggulku, kutarik
tangannya ke atas leherku agar tak mengganggu kemaluanku yg sedang menyentuhnya
kemaluannya yg mulai terasa hangat, kuangkat badannya dgn sedikit kugendong, sehingga
kemaluanku tepat berada di depan lubang kemaluannya, kugesek-gesekkan kemaluanku ke
kemaluannya, kudorong dia hingga sebelah tempat tidur, dan kurebahkan dia di atas kasur sekalian
aqu menindihnya, kugesek-gesekkan semakin cepat kemaluanku, dia terpejam, kunaikkan dasternya
ke atas hingga terbuka kedua belah dadanya, kulepas BHnya, dan kulum-kulum putingnya, Syifa diam
dan terus memejamkan matanya.

Aqu tak menyia-nyiakan kesempatan itu, taqut terlalu lama pemanasan malah nanti Syifa sadar dan
berhenti melayani nafsu bejatku, aqu langsung membuka pahanya lebar-lebar, kulihat kemaluannya
yg mungil terlihat hanya seperti daging dgn garis tipis di bagian tengah, tak ada rambut sama sekali,
itilnya juga belum nampak keluar, kuarahkan kemaluanku ke pintu kemaluannya, kugesek-gesek dgn
bantuan tanganku sambil mencari lubang senggamanya, setelah ketemu kudorong kemaluanku
masuk ke dalem, tapi susah kutarik lagi dan kudorong pelan lagi, kini kepala kemaluanku sudah mulai
masuk ke kemaluan Syifa, kukeluarkan pelan dan coba kudorong lebih ke dalem lagi, Syifa memelukku
erat dan minta kepadaqu untuk pelan-pelan, sakit katanya. – Cerita Seks Ngentot –
Kukeluarkan lagi perlahan dan coba kumasukkan lagi, tapi memang kemaluannya kecil dan sempit,
tapi kemaluanku sudah merasakan sedikit kehangatan, kugoygkan bokonngkan naik kemudian turun
sehingga kemaluanku sudah agak lebih ke dalem lagi, sepertinya kemaluanku menyentuh sesuatu,
mungkin ini selaput dara, aqu semakin hati-hati menggoygkan bokonngku, kasihan kalau Syifa
kesakitan, kemudian aqu mengeluarkan kemaluanku.



Aqu ambil bantal di samping Syifa kuletakkan di bawah bokonng Syifa, dgn posisi seperti ini perut
dan kemaluan Syifa terangkat naik, ini akan membantuku memasukkan penisku jauh lebih dalem di
dinding kemaluan Syifa, kembali kuarahkan batang penisku ke kemaluan Syifa, kumasukkan
setengah dan menyentuh lagi selaput dara yg tadi belum berhasil kutembus, kudorong lebih dalem
dgn hati-hati, badan Syifa menegang kedua tangannya menggenggam erat ujung bantal, matanya
terpejam seperti menahan sakit.

Ku beri tenaga sedikit dibantu dorongan bokonngku, dan slep… aqu berhasil menembus selaput dara
Syifa, dan kemaluanku merasakan sensasi dari kehangatan yg luar biasa, aqu berhasil menembus
benteng pertahanan dari dinding kemaluan Syifa. ah… benar-benar nikmat, aqu kemudian
mengocok-ngocok kemaluanku keluar masuk kemaluan Syifa, dinding kemaluan yg begitu sempit
membuat kemaluanku mendapatkan kenikmatan yg begitu hebat, kulihat Syifa mengeluarkan air
mata, mungkin karena tadi merasakan sakit, tapi sekarang dia mulai ikut sedikit menggoygkan
bokonngnya, oh dia sudah menikmati permainanku. Tiba-tiba ohhhh….
Ternyata kemaluan perawan ini membuat benteng pertahananku tak terbendung, hanya beberapa
menit berada di dalem kemaluan Syifa spermaqu sudah mau keluar, secepatnya kutarik kemaluanku
dan kugesek-gesekkan di paha Syifa yg mulus, kugesek-gesek terus dan ohhhh spermaqu muncrat
juga….



Croootttt….. ohhhhh nikmat sekali, aqu puas sekali malam ini, aqu telah berhasil merenggut
keperawanan Syifa, kemaluan nya nikmat sekali, ahhhh terima kasih Syifa. aqu kembali mengenakan
pakaianku, kulihat Syifa masih terdiam terkapar lemas tak berdaya, perlahan aqu keluar dari kamar,
dan melanjutkan tidur lagi di atas sofa, taqut mbak Kristin besok pagi terbangun, kalau aqu masih di
kamar Syifa, wah apa kata dunia?
Kutarik selimutku dan kembali tidur, tapi aqu membaygkan betapa nikmatnya kemaluan perawan,
oh terima kasih Syifa.


Wednesday, 21 December 2016

Bercinta Karena Mabuk Tinggi

Cerita ini berawal ketika kantor aqu mengadakan workshop (jalan-jalan tahunan) dan waktu itu tujuan kami adalah hotel Novus, Puncak. Adalah salah satu kawan bernama Kharisma (panggilan Kharis) yg masih single juga sama seperti aqu. Dia berusia satu tahun dibawah aqu dan belum berkeluarga juga. Terus terang aqu heran melihat dia. Secara fisik Kharis orangnya tergolong cantik, rambut panjang sebahu, wajah oval, kulit kuning langsat cenderung putih mulus, dgn payudara yg besar menantang. Dan yg paling membuat aqu berdehem dalam hati kalau melihat pinggul dan bokongnya yg besar dan membulat mencetak celana dalam ukuran mini yg selalu dia pakai jika di kantor. Itu selalu aqu perhatikan setiap hari bahwa ukuran roknya selalu kekecilan dgn pinggul yg indah jika sedang berjalan.


Satu minggu sebelum berangkat Workshop, kami sempat makan siang bersama disebuah restoran dalam gedung kantor kami. Setelah ngobrol kesana kemari akhirnya subject pembicaraan mengarah ke workshop.
Aqu bertanya, “‘Ntar workshop gimana kamu?”.
Kharis menjawab dgn wajah yg lesu, “Ach, nggak tau juga Di, aku lagi bete nich, kayaknya kesana lumayan buat nyegerin pikiran aku.”
“Lho emangnya ada apa,”tanyaku menyelidik.
“Aku abis putus ama cowok ku soalnya dia selingkuh, maen belakang, trus ketauan ama aku,”celetuknya dgn muka sedikit memerah menahan marah.
“Ya udah,” sambungku “Ntar aqu temenin kamu disana biar ngelupain dia.”
Dia tersenyum sembari bilang, “Tapi aku lagi mo sendiri Ardi.”


Aku tak kalah gesit menjawab ucapannya, “Iya Ris, Aku juga lagi mo sendiri aja ‘en rencana ntar aku mo sewa kamar sendiri aja, kalau kamu mo gabung aja kita bisa ngobrol ampe malem keluarin semua unek-unek yg ada dikepala kita masing-masing.”
Aku terus menjelaskan rencanaku minggu depan dihotel tersebut. Dan tak diduga respon dari Kharis, “bOleh juga tuh Di, aku emang butuh itu enak kali yah ngobrol ngobrol kita berdua sampe malem”. “Iya, sekalian kalau kamu mo, aqu juga nggak keberatan ngelonin kamu tidur,” candaku kepadanya.
“Ha, gila kamu” mata Kharis memancarkan arti yg tak dapat aqu cerna.
Satu hari sebelum berangkat kami didata ulang oleh panitia, menygkut pembagian kamar tidur. Sudah menjadi tradisi kantor kami, bahwa satu kamar berdua, dan diatur oleh nomor nomor kamar yg ada. Aqu berdua dgn kawan aqu Hendra, dan Kharis waktu itu terdata satu kamar bersama Wina. Dan tibalah waktunya bahwa kami satu kantor berangkat menuju hotel Novus ada hari Sabtu bersama sama dgn menggunakan satu bis besar. Kantor kami hanya berjumlah total 50 orang bersama orang asing juga. Rupanya dalam batas akhir sebelum naik ke bis, ada dua orang yg batal ikut karena alasan keluarga, mereka adalah Tiara, dan Wina. Wina?, bukannya Wina satu kamar dgn Kharis, dan berarti nanti Kharis sendirian dong dikamar. Pendulumku langsung bereaksi mendengar kabar tersebut. Sembari mengisi waktu, kami banyak bersenda gurau dalam perjalanan hingga akhirnya tiba tepat makan siang di hotel. Setelah kami makan dgn lahap, kami diberikan kunci kamar oleh panitia dan langsung check-in ke dalam kamar masing masing.
Sore harinya kami memanfaatkan kolam renang yg ada di hotel untuk bermain main. Dapat aqu lihat Kharis yg sudah memakai pakaian renang yg seksi. Uh, bukan main indahnya, aqu betul betul terangsang melihat keadaan Kharis seperti itu. Otak kotorku mulai bekerja supaya bagaimana dapat tidur dgnnya malam ini. Dalam kumpulan laki laki ada Pak Kardi yg nyeletuk kepada kawan laki laki berkata, “Waduh si Kharis kalo abis berenang gue mo tuh mandiin dia.” Sembari matanya juga tak lepas dari gerakan bokong Kharis yg berlenggang lengok kekiri kekanan mengikuti irama langkahnya.
Ketika Kharis sudah selesai bermain dikolam renang dan akan kembali ke kamarnya, akupun mengikutinya seakan akan akupun sudah selesai dan ingin mandi. Sembari berjalan dibelakangnya, aqu melihat celana dalam mini berenda yg dipakai Kharis tercetak jelas oleh baju renang tipis yg berwarna ungu.
“Waduh, kok cepet selesainya Ris,” celetukku sembari berjalan disampingnya.
Kharis menjawab, “Habis aku nggak tahan airnya terlalu dingin.”
Sembari dia menyilangkan tangannya dikedua belah dadanya yg padat montok tersebut.
“Trus kamu ngapain juga selesai,” tanya dia lanjut.
“Akh, aku udah bosen mendingan mandi air hangat terus nunggu makan malam, khan enak tuh”.
Lalu pembicaraan kami terpisah ketika Kharis harus mengambil arah kekiri dan aqu kekanan sembari berucap,
“Sampai nanti ,. dagg”.
Waktu menunjukan pukul delapan, setelah perut aqu isi dan kenyg sekali rasanya. Makan malam dihotel ini terasa nikmat sekali. Aqu melihat sudah beberapa kali Kharis menguap dan kemudian pamit dari kerumunan anak anak untuk pamit ke kamar. Dalam perjalanan ke kamarnya, dia ada melihat aqu dan kemudian mengerdipkan mata seperti memberi tanda ke aqu. Dgn sedikit tegang aqu berpura pura seolah aqu pun capek setelah bermain seharian dgn kawan kantor dan ingin tidur.
Pada sore hari aqu sudah memberitahu ke Hendra (kawan sekamar aqu) bahwa mungkin aqu akan begadang keluar hotel, jadi nanti dia tak kawatir atau curiga kepada aqu. Dalam perjalanan dari restoran ke cottage agak jauh.
Kharis berjalan kecil sendiri dan aqu dgn cepat mengejarnya, dan menyapanya,
“Ris, udah ngantuk ya aqung, mo tidur..”
Kharis menyahut, “Iya nih, nggak tahu kenapa nich badan semua jadi pegel semua, mungkin tadi renangnya kebanyakan kali.” Sembari berkata begitu, dia mengusap usap belakang lehernya sembari kepala digelengkan kekiri lalu kekanan.
“Makanya kamu juga sih terlalu over berenangnya, kamu kebanyakan diliat ama temen temen cowok lagi pas kamu berenang,” sahutku.
“Hm, aku tahu, justru karena mereka aku jadi lebih semangat,” kata Kharis sembari masih tetap mengusap leher belakangnya.
“Kamu mo aqu pijit pijit kecil Ris,” kataku sedikit berani.



“Hhh, boleh juga, tapi cuman di leher sama sekitar pundak yah,” sahutnya sedikit lemah.
Tak lama kami sudah tiba didepan pintu kamar Kharis. Setelah dia membuka pintu kami berdua langsung masuk, aqu sempat melihat pada sudut mata Kharis ketika dia tutup pintu, matanya seperti melihat kiri kanan takut takut kalau ada orang disekitar yg melihat kami.
Dalam kamar Kharis mempersilahkan aqu duduk sembari dia permisi sebentar ke toilet. Sembari menunggu Kharis aqu menonton TV yg ada dikamar. Tak begitu lama, Kharis sudah keluar dan telah berganti baju tidur daster. Daster yg dipakai berwarna kuning dgn ukuran yg dapat aqu katakan mini. Kenapa demikian? Daster tersebut hanya sebatas setengah pahanya saja dan berenda kuning juga, kemudian di pundaknya hanya mengenakan satu tali saja. Payudara yg ranum menantang sekali dgn dua puting yg mencuat. Gila bukan main, dia sudah tak memakai BH, tapi masih memakai celana dalam.
Celana dalam itu jelas tercetak menerawang tembus pandang dari daster kuning tersebut. Celana dalam Kharis juga dalam ukuran yg sexy, mini CD warna putih, kontras dgn daster yg dipakai. Sebelum aqu memberi komentar, Kharis sudah berbicara,
cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep, Cerita panas
“Ardi, kamu jangan salah sangka dulu, aqu pakai ini supaya kamu mudah pijat leher dan pundak aqu, lagi pula aqu juga tak bawa baju tidur lain selain yg ini, mudah-mudahan kamu tak keberatan.”
“Oh, tentu tak dong Ris, suka suka kamu aja, yg penting bajunya jangan menggangu pijat memijat,” kataku sembari menelan ludah beberapa kali.
Kharis tersenyum lagi dan berkata, “Kamu pijet aqu pake kaos lengan panjang apa tak mengganggu, apa lagi nanti kamu naik ke ranjang kalau perlu, keliatannya celana panjang kamu juga ganggu, apa nggak lebih baik ganti yg pendek atau dilepas sekalian?”
Aqu bengong atas ucapannya, lalu aqu katakan, “Betul juga Ris, aqu buka kaos aja deh,” sembari aqu mengangkat koas aqu sehingga aqu sudah bertelanjang dada, dan kemudian Kharis melihat ke celana panjang aqu sembari mulutnya sedikit dimonyongkan. Aqu pun membuka celana panjang aqu, dan hanya tertinggal celana boxer aqu. Kharis tersenyum puas setelah melihat aqu akan mudah nanti memijitnya. Dia langsung naik ke ranjang dan berbaring terlungkup, sembari memanggil nama aqu, “Di, ayo dong mulai, badan Kharis makin pegel nih”. Mendengar rengekan Kharis aqu langsung naik ke ranjang dan memulai aktivitas dgn memijit Kharis.
Sungguh sempurna tubuh Kharis dari belakang. Mimpi apa aku semalam sehingga Kharis begitu pasrah memberikan sajian gratis seindah ini. Kulit yg mulus dgn pinggang ramping, pinggul yg besar dgn buah bokong yg membulat mumbul tinggi. Dapat kulihat dgn jelas belahan bokong Kharis yg dibalut dgn CD mininya. Sebentar saja tangan aqu sudah memijat bagian leher yg tegang, dan seeskali kebawah meijat pundaknya. Kharis terkadang bersuara mendesah ketika tangan aqu sedikit keras memijitnya,
“Uh, oh, hmm,” desahnya putus putus, membuat aqu makain panas saja.
Adik kecil dibalik celana boxerku sudah mengacung keras siap tempur, entah apa yg sedang dipikir Kharis sekarang.
Kemudian setelah kurang lebih 4 menit, Kharis minta dipijit agak kebawah. Dgn yakin tangan aqu kedua duanya merayap ke bawah, dari arah ketiak terus turun kebawah. Sembari sekali kali jari jemari aqu dgn nakalnya menyentuh dari samping kedua bukit ranum yg mengembung keluar kesamping karena tertindih tubuhnya. Aqu terus terang sudah tak ada pikiran positif, otak ngeres aqu terus bermain main fantasi, hingga suatu ketika,
“Di, pijatan kamu enak deh sekarang Kharis minta dipijat bagian depan ya aqung,” sahut Kharis sembari membalikan tubuhnya kedepan.
Waduh mak bukan main waktu itu aqu betul betul tak tahan aqu langsung meraba kedua belah susunya yg tegak menjulang, hal yg membuat Kharis langsung kaget.
“Mardi,.! aqu minta tolong kamu untuk pijat aqu kenapa kamu memanfaatkan itu dgn meraba tubuh aqu,” hardiknya.
Langsung aqu kaget, aqu kira dia minta lanjut dalam permainan tersebut ternyata dia memang betul betul minta dipijit. Langsung aqu minta maaf kepadanya,
“Waduh maaf deh Ris, aku kelepasan, maklum deh tubuh kamu ranum sekali, sexy apalagi dgn itu (sembari menunjuk kedua payudara Kharis) yg mancung bikin aku jadi geregetan mo iseng.”
“Maaf ya sekali lagi Maaf,” kataku dgn penyesalan.



Kharis yg melihat aqu begitu agak melunak tapi kemudian dia menangis sembari berkata, “uhh, hh, hg hg hg,. emang setiap laki laki yg mo sama Kharis cuman mo tubuh Kharis aja, ini juga terjadi dgn cowok Kharis yg dulu, monya making love terus sama Kharis, nggak ada perasaan sama sekali.”
Aku terhenyak, ternyata wanita didepan aqu ini memang sudah pernah melakukan hubungan suami istri sebelum menikah, dan pendulumku kembali kontak. Dgn gaya yg gentle aqu memeluk dia dari belakang dalam posisi duduk, tangan aqu berada di perutnya sembari berkata,
“Kharis, aku tuh memang udah salah, kamu Maafin ya, aku janji pokoknya malem ini kita cuman aqung aqungan aja deh nggak sampe kelewatan,” kataku menenangkannya.
Dia menengok ke belakang hingga wajahnya dekat sekali dgnku dan berucap,
“Bener ya janji, kamu cuman kelonin aku aja nggak sampe kebablasan?”.
Aku mengiyakan dgn anggukan kepala sembari mencium kecil pipi kanannya.
Dia tersenyum, kemudian membalas mencium kecil bibirku. Aku pun serta merta tangan kanan mulai naik dari perut meraba payudara yg menggantung tersebut. Kharis menutup mata merasakan kenikmatan tersebut, kemudian dgn itu juga aku mencium bibirnya yg sensual, sembari sesekali kuhisap bibir bawahnya dan lidahku menjelajah ke rongga giginya dan menghisap lidahnya.
Kharis benar benar menikmatinya, maka setelah melihat lampu hijau seperti itu, kedua tanganku sudah berada pada dua payudara ranumnya. Oh alangkah nikmatnya tanganku bermain disana, meremas remas sembari kupelintir kedua puting susunya dgn ibu jari dan telunjukku. Kharis terkadang bergetar tubuhnya ketika kombinasi yg kulakukan yaitu meremas sembari memuntir puting susunya. “Ah, Ardi kamu pinter bikin aku terangsang ya, ingat lho kita nggak boleh lebih jauh dari ini,” kata Kharis mengingatkanku.
“Iya dong aqung aku pasti inget, khan ada kamu juga yg ngingetin!”
Sembari berkata begitu aku membaringkan tubuhnya diranjang dan aku dari belakang langsung ke depan menindihnya sambih terus melanjutkan meremas dan mencium bibir sensual nan menggairahkan tersebut. Kharis masih terus mengingatkan, namun bahasa tubuhnya lain. Alat kelamin kami sudah bersentuhan, dimana gagang kemaluanku yg sudah keras menggesek bibir luar kemaluannya dan gerakan kami seperti orang yg sedang bersenggama. Aqu mendorong kebawah, Kharis mendorong pula bokongnya yg tembem keatas, aqu tarik pinggang aqu, dia pun demikian.

Ketika mulut aqu sudah mulai menjalar kedadanya dia mulai protes.
“Mardi, kamu nggak boleh kesana aqung, ohh, hh!” desah Kharis tapi tangannya sama sekali tak menutupi dadanya.
Aqu menjawab dgn lembut, “Kharis aqung, kalau peting cium atau jilatin nenen aja boleh dong, khan nggak kenapa napa?” aqu mencoba tawar menawar dgnnya.
“Ohh, kamu katanya kelonin aku, kok sekarang kita peting sih? ” rajuknya dgn muka bersemu merah menahan birahi yg terpancar keluar dari tubuhnya. Tanpa menunggu alasan lagi dari si cantik itu langsung mulutku menjilat puting susu yg memerah muda, karena birahi sembari aku menyedot putingnya bagaikan anak kecil yg sedang netek keibunya. Kharis menggigit bibir sendiri menahan luapan emosinya yg meletup letup kian besar. Oh nikmatnya tiada tara menjilati dan menyedot susu seorang Kharis.
Kaki Kharis sudah menyepak kesana kemari membuat daster yg dikenakan tak bisa menutupi bagian bawahnya. Terus terang sembari menjilat, aqu memperhatikan gundukan yg tembem di bawah pusar yg bagai kue apem mumbul dgn sedikit rambut rambut kemaluannya yg menyembul keluar menambah indahnya pemandangan tersebut. Pinggulnya bergerak tak menentu membuat indahnya pemilik gundukan tersebut.
“Hhh, Mardi.. hh enak aqung”, erang Kharis.
Mendapat respon seperti tangan aqu secara reflek mulai turun menjelajah dari payudaranya ke bawah perut, mengusap daerah pusar yg rata nan halus, kemudian turun lagi dibawah pusar yg ditumbuhi rambut rambut halus, kemudian meraba daerah selangkangan Kharis yg wow bukan main empuknya.
Aku tekan sekali sekali sembari kuremas secara acak. Hal ini menyebabkan gerakan pinggul Kharis yg makin panas. Suasana alam puncak pada malam hari yg dingin, tak dapat membuat tubuh kami berdua kedinginan malah justru sebaliknya. Aqu dapat melihat butiran butiran keringat birahi yg menetes dari dahi Kharis yg sedang membasahi rambut panjang dan indah itu.
Oh.. aku benar benar makin terbawa emosi birahi yg menggebu. Kharis antara sadar dan tak masih mengingatkan aqu,
” Di, kamu nggak boleh buka CD aku yah.. kita khan udah janji cuman peting aja,” katanya sembari menahan sesuatu dalam tubuh yg bergelora.



“Oke Ris, aku buka daster kamu aja yah, liat tuh udah nggak karuan bentuknya aqung,” sahutku mencoba menawar.
Dan berhasil. Kharis sendiri yg meloloskan dasternya, dia angkat dari bawah dan dinaikkan lewat lehernya. Berarti keadaan kami sekarang hanya masing masing tinggal celana dalam saja. Kami langsung berpelukan sembari berciuman panjang, oh nikmatnya dapat memeluk Kharis dalam keadaan begini. Kulit kami langsung bersinggungan tanpa ada pemisah lagi. Setelah pelukan plus ciuman aku rasa cukup, tanganku mulai bermain ke arah selangkangan Kharis dgn mengusap lembut naik turun melewati belahan kemaluannya. Dari luar celananya aqu bisa merasakan bahwa didalam sudah lembab sekali, tentu banyak cairan yg sudah keluar dari lubang kemaluannya. Kemaluan Kharis benar benar tembem aku rasa kalau aku benamkan milikku ke dalamnya pasti nikmat sekali.
Karena Kharis menggunakan CD mini yg memang kurang bahan untuk menutupi kemaluannya, jari aqu dgn mudahnya dapat melesat masuk melalui samping selangkangan dan bermain di sana, sebentar kemudian keluar lagi tanpa sempat Kharis protes pada aqu untuk tak boleh melakukannya. Sesekali jari aqu bermain pada bibir kemaluannya agak lama setelah dia membuka suara,
“Di, jangan nanti aku keterusan.. ohh,” sembari meliukan pinggangnya bergoyg goyg.
Aku tetap tenang mengelus bahkan waktu tangannya ingin mengeluarkan tanganku dari dalam CDnya seluruh jariku masuk dan meremas kemaluan Kharis dgn lembut. Hal ini membuat Kharis melenguh keras, dan lupa untuk melarang aqu. Sembari tangan-tangan meremas kemaluan Kharis, tangan kiri masih terus aktif memerah susu ranum baik yg kiri mopun yg kanan sembari dibantu oleh mulutku untuk mengisap bibir dan salah satu puting susu yg nganggur.
Jari tengahku mulai memainkan aksinya dgn mengilik klitoris Kharis. Benar saja, klitoris itu sudah membesar dan basah. Kharis menggeliat tak tentu arah sembari mendesah,
“Oh.. Mardi enak sekali aqung, nghh.. kamu udah nggak boleh lebih dari itu ya..”
Ternyata alam sadar Kharis masih ada, dia masih ingat bahwa kita hanya boleh peting. Aku berkata sembari berbisik ditelinganya.
“Kharis aqung.. CDnya dibuka ya biar kamu nggak kegencet, liat tuh CD kamu kekecilan nggak bisa nampung bokong kamu yg bulat besar sama kemaluan kamu yg tembem, lagian kamu juga udah basah, khan aqung ntar CDnya jadi lengket.”
Awalnya dia tak mo, tapi aqu katakan lagi.

“Ris.. nggak kenapa napa deh aqung.. khan aku masih pake boxerku, jadi cuman kamu aja yg telanjang, kalau aku tak.”
Akhirnya Kharis setuju, aku loloskan CD mini putih berenda itu, dan kali ini aku benar benar melihat Kharis dalam keadaan polos tanpa sehelai benangpun, dgn keadaan birahi tinggi. Bukan main indahnya bentuk kemaluan Kharis, dia mempunyai rambut kemaluan yg lebat dengan rambut-rambut halus semua warna hitam. Rambut-rambut tersebut nampak rapih, karena dalam keadaan lurus tak keriting seperti wanita kebanyakan. Mulutku mulai menjalankan aksinya, aku mulai menyusuri ke arah pusarnya terus turun dan berhenti tepat dibawah kemaluannya.
Kharis sedikit jengah dan berkata, “Oh, kamu jangan liat punya kayak gitu dong.. aku kan malu” sembari tangannya mencoba menutupi.
cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep, Cerita panas
Tapi dgn cepat tanganku menahannya dan langsung bibirku mencium bibir luar kemaluannya sembari kuhisap-hisap kedua belah bibir kemaluan Kharis.
Dia benar benar kelojotan,” Ah Mardi, gila kamu, oh.. enak banget, hmm.. oh iya bener gitu aqung.. ohh..”
Aku makin berani kusapukan lidahku naik turun sembari tak lupa klitoris yg sebesar kacang tanah itu aku emut emut dan didalam bibirku aku kedut kedutkan. Lidahku mulai merangsek masuk ke dalam lubang kemaluan Kharis yg memang benar benar sudah basah. Wangi semerbak yg tercipta karena napsu biharinya membuat aku makin berlipat ganda untuk keinginan menyetubuhinya. Dalam keadaan yg gamang tersebut kepala Kharis tersentak kekiri dan kekanan menahan luapan cinta yg tak kunjung reda, aku diam-diam melepas celana boxerku sembari bibir tak lepas dari kemaluannya.
Cukup mudah untuk melepas celan boxerku karena memang celana dalam dgn kondisi longgar. Satu kali tarik dgn tangan kiri, lolos sudah dan aku sudah telanjang bulat bersama Kharis, tanpa dia sadari. Aku bisa melihat dan merasakan Kharis hampir sampai titik orgasme, dan aku mulai dgn menuntun gagang kemaluanku yg sudah siap tempur dgn topi baja yg mengkilap. Kedua belah kaki Kharis aku lebarkan sembari tangan kiriku mempermainkan klitorisnya dgn ibu jari dan tangan kananku mengarahkan gagang kemaluanku ke lubang kemaluan Kharis.
Kharis masih antara sadar dan tak ketika kepala kemaluanku bertemu dgn lubang depan yg merah menganga. Kepala kemaluan langsung seperti kena hisap alat yg kuat oleh lubang kemaluan Kharis. Kharis mulai merasa aneh karena dia merasakan lain, bukan jari tanganku dan bukan bibirku yg bermain di kemaluannya.
Dgn sedikit membuka mata dia melihatku. Aku tak mo dia nanti memberontak menolak keadaan ini, langsung aku peluk dia sembari sedikit aku goygkan tanpa aku mendorong masuk ke dalamnya. Cukup kepala kemaluan saja yg terjepit di dalam kemaluan Kharis.
Kharis melotot kearahku dan dia berbicara dgn suara serak,
“Mardi.. kok kamu masukin, khan kita udah janji aqung cuman peting, nggak boleh begini dong.” Namun dalam bahasa tubuhnya pinggul dia tetap mengimbangi gerakanku yg naik turun menggesek kemaluannya.
“Kharis.. aku cuman masukin kepalanya aja aqung, kamu juga ngerasainkan?”
Tambahku, “Itu juga udah cukup buat kita, lagi nggak usah dimasukin semua.. kamu enak khan digini’in?” sembari aku goyg kekiri dan kekanan. Kepala kemaluanku benar benar dijepit erat oleh kemaluan Kharis.
Kharis merem melek keenakan, dan tangan Kharis akhirnya memelukku dan mengimbangi gerakanku. Baru aku tahu kalau dalam keadaan begini Kharis benar benar dapat berkata vulgar, karena tiba tiba dia berkata,
“Di, kemaluan kamu enak banget sih hangat kena kemaluan Kharis.”
“Oh, Kharis ini mah nggak seberapa aqung,” kataku.
Setelah kurang lebih tiga menit kami seperti itu, aku merasakan bokong Kharis menaik lebih tinggi, seakan akan ingin merasakan lebih gagangku. Maka akupun mulai sedikit demi sedikit mendorong lebih dalam, ternyata makin panas gerakan kami berdua, dan walhasil seluruh gagangku terbenam di dalam kemaluan Kharis. Dan aku rasa Kharis pun mengetahui hal itu, dan dia mulai meracau lagi,
“Oh Ardi.. enak banget kemaluan kamu masuk semua ke dalem kemaluanku aqung.. hh”
“Ohh, Di.. dorong lagi biar makin dalem aqung..”
Bukan main, aku makin nafsu saja mendengar erangan dan kata-kata vulgarnya. Aku pun tak mo kalah sembari memompa aku bertanya,
” Kharis.. kemaluan Mardi lagi ngapain kemaluannya Kharis aqung?”
“Hhh, skh.. hh kemaluan kamu lagi ngentotin kemaluan aku aqung,” sembari Kharis meremas bokongku gemas.
Aku pura pura tak mendengar ingin dia mengulang lagi kata katanya,
“Ha.. lagi ngapain aqung?”
“Lagi dientot aqung..ohh nikmatnya..”

Aku bertanya lagi, “Emang Kharis mo dientot ama Mardi?”
Kharis menyahut,”Iya aqung Kharis ketagihan nih mengentot sama kamu, abis kemaluan kamu mantap, nikmat, enak rasanya.”
Sembari begitu aqu benar-benar merasakan jepitan-jepitan halus dari dinding kemaluan Kharis. Benar benar wanita yg tercipta sempurna untuk bersenggama. Lubang kemaluannya mempunyai jepitan yg kuat dgn variasi gagang kemaluanku di dalam seperti dirayapi oleh jutaan semut, jadi seperti terkena setrum kecil, tapi hangat dgn sebentar-bentar kemaluan tersebut mencucup kembang kempis menyedot seluruh gagang kemaluanku.
Setelah lebih 20 menit kami bersenggama dgn ucapan ucapan vulgar, Kharis sudah hampir mendekati klimaksnya.
“Ayo Mardi, aku udah mo keluar, entot terus aku iya teken biar kena klitorisku oh.. benar begitu aqung.. aduh, enak bener ngentot ama kamu.”
Gila juga nih perempuan, kalo dalam keadaan birahi begini omongannya jadi vulgar seperi ini. Akupun merasakan intensitas kedutan kemaluan Kharis makin tinggi, dan sepertinya akupun ingin melepaskan kenikmatan bersama Kharis aqungku.
“Oh, Ris.. enak banget kemaluan kamu ada empot ayamnya aqung, rasanya legit, rapet, peret, oh, aku mo klimak aqung, gimana nih didalam atau diluar,” kataku dalam keadaan yg kejang kejang nikmat.
Lalu dijawab oleh Kharis, “Didalem aja Mardi biar enak, aku juga mo ngerasain disemprot ama kemaluan kamu, dan mungkin besok lusa ada dapet haid, jadi aman,” desah Kharis yg juga menahan amukan dalam gelora birahi yg siap meledak beberapa waktu lagi.
Akhirnya aku merasakan gagang kemaluanku diremas kuat sekali oleh otot kemaluannya, gerakan pinggul Kharis terhenti, sembari bokongnya ditinggikan aku mengocok sedikit memberikan nuansa lain dalam kemaluannya, lagi Kharis menggeram dan..
“Oh aqung aku klimaks, ouh.. ahh. nggh ahh enak.. enak hh..”



Aku pun tak tahan kemaluanku diremas dan disedot oleh kemaluan Kharis, dgn satu dan dua kali sentakan kemaluanku menyemportkan sperma jauh langsung masuk kedalam rahim Kharis, dan yg semportan kedua tak kalah nikmatnya. Gerakan kami seperti begitu kompak, ketika aku menyemprotkan sperma, kemaluan Kharis menyedot kencang hingga kami berdua merasakan nikmat senggama yg sangat indah.
Puas aku selesai klimaks dan begitu juga Kharis, ketika aku ingin melepas kemaluanku, Kharis mencegahnya.
“Biarin didalam dulu sampe ngecil dan keluar sendiri yah.”
Akhirnya kami berbaring menyamping dgn keadaan kemaluan kami masing-masing masih menyatu, masih dapat aku rasakan kedutan dalam kemaluan Kharis namun sudah melemah, dan gagangku mulai berangsur-angsur mengecil dan akhirnya lepas dgn sendirinya dari kemaluan Kharis.
Waktu sudah menunjukan pukul 1 pagi, setelah kami selesai mandi berdua di dalam bathup, dan ketika aku mo kembali ke kamarku Kharis menahannya, dan dia minta sekali lagi untuk bermain cinta. Akupun melayaninya. Katanya mumpung ada waktu. Ronde kedua kami lakukan lebih hot lagi karena yg kedua dilakukan tanpa takut-takut seperti yg pertama, dan kami akhiri dgn klimaks bareng dgn sempurna.
Sepulangnya dari puncak, hubunganku dgn Kharis makin hangat, tapi kami selalu menutupi di kantor dgn berpura pura bahwa antara kami tak ada hubungan apa-apa hanya sebatas kawan kerja. Padahal kalau ada waktu di kantorpun kami peting. Aqu berkerja di bagian komputer, Kharis bagian Settlement. Kalau salah satu dari kami ingin dipeluk, maka kami memberikan kode untuk menuju ruang komputer yg tak ada orang, kemudian kami ketempat yg paling pojok supaya aman dan berpelukan. Biasanya kami berpelukan sembari mengusap usap apa yg perlu diusap, biasanya aqu meremas gemas bokongnya, dan meremas lembut payudaranya, sembari dibarengi dgn ciuman bibir dgn sedikit panas. Setelah kami puas, Kharis biasanya keluar lebih dulu dari ruang komputer, dan tak lama kemudian baru aqu.
Rasa ingin bersenggama dgn Kharis demikian besar, begitu juga Kharis yg ingin sekali bercinta dgn aqu. Akhirnya aqu mencari kost-kost’an yg dekat dgn kantor yg fungsinya kalau istirahat makan siang kami dapat mencuri waktu berdua kekost’an aqu dan kami berdua saling melepas hasrat terpendam dan setelah selesai kami dapat dgn cepat kembali ke kantor, dan untuk makan siang kami membiasakan ngemil di kantor, jadi tak begitu lapar.
Demikianlah cerita aqu, yg sekarang Kharis sudah meninggalkan aqu karena dia mendapat pekerjaan baru dan sudah menikah dgn pilihannya yg tepat. Aqu masih ngekost namun sudah tak ada Kharis yg menemani

Monday, 19 December 2016

Adikku Adalah Selingkuhan Ku

Saat ini aq sdh memeiliki seorang suami dan tinggal di rumah mertua di daerah bekasi. Dulu sebenaranya aq tdk terlalu suka dengan suamku, namun karena melihat kalau dia benar-benar manyaygiku dan mencintaiku dengan tulu akhirnya aq bersedia di nikahi olehnya.

“Uffffhh… dirumah sendiri lagi deh” kataku dlm hati.

Karena sdh tdk berkerja lagi setelah menikah, aq pun mencoba mengisi waktu luang dengan menonton acar televisi, bersih-bersih rumah dan kegitan lain yg sering dilakukan oleh ibu rumah tangga,
namun tetap saja setiap hari rasanya berjalan lama sekali. Akhirnya aq teringat kalau pagi itu aq belum mencuci pakaian. Kemudian aq pun mengambil pakaian kotor dan segera menuju ke kamar mandi.

Setelah nyuci dan bersiap untuk menjemur pakaian, aq mendengar pintu pagar rumah terbuka.

“Siapa ya? Apa ibu mertuaku udah pulang?” tanyaku kepada diri sendiri.

Kemudian aq bergegas melangkah menuju pintu depan dan untuk memastikanya. Ternyata di luar dugaan yg berdiri di depan paintu adalah Johan, adik laki-lakiku. entu aq tdk menygka kalau Johan adikku datang, karena biasanya Johan mengunjungiku setiap hari libur saja, itupun bersama adik-adikku yg lain.

“Eh… Jo… Tumben datang sendirian? Lagi nggak ada kuliah yah?” aq langsung mengajukan banyak pertanyaan kepadanya.
“Mbak bukannya nyuruh masuk malah nanya-nanya Johan sih? Hehehehe…” jawab adikku sambil tertawa.
“Oh iya Mbak lupa…! Abis nggak biasanya main kesini… Ya udah buka aja Jo… Ga dikunci kok…” akupun jadi ikut tersenyum.
“Johan capek banget nih Mbak abis perjalanan jauh…!” adikku berkata sambil mengusap wajahnya yg berkeringat.
“Ya elaaahhhhhhh…!! Manja banget sih sekarang…! Ayo masuk dulu deh…” aq meledeknya namun tetap membukakan pintu gerbang.
“Tp setelah ngeliat Mbak capek Johan langsung ilang kok…” ujar adikku sambil memasukkan sepeda motornya ke halaman.
“Basi banget deh…!!” kataku lalu mencubit pelan lenganya.


Setelah adikku masuk ke dlm rumah aq mempersilahkan dia untuk di ruang keluarga

“Tinggal bentar ya jo, Mbak mau ngelanjutin jemur baju…Kamu tunggu dulu aja di situ… bikin minum aja sana” kataku berpamitan
“Sini Mbak Johan bantuin… Lagian ga sopan banget sih masa tamu disuruh bikin minum sendiri” Canda adikku
“Yeeeeeeee…! Bukannya lebih ga sopan lagi kalo tamu disuruh bantuin jemur baju?” balasku.

Johan pun tersenyum lebar. Tp tentu saja tawaran adiiku tadi tdk kutolak. Saat sedang menjemur pakaian, dapat kulihat adikku Johan terus memandangiku saat aq sedang memeras dalemanku. Walaupun aq dan Amar pernah memiliki hubungan special namun tetap saja aq merasa risih di pandangi seperti itu. Namun aq pikir tanggung kerana sebantar lagi pekerjaan ini selesai dan aq akan segera ke kamar untuk berganti pakaian

“Udah sarapan belum Jo?” tanyaku berbasa-basi sambil terus menggantung pakaian.
“Eh… udah tadi mbak…” jawab adikku dengan sedikit canggung.

Setelah selesai menjemur pakaian, aq menyuruh Johan ke ruang keluarga untuk menonton TV sambil menungguku. Sesampainya di kamar, aq membaringkan tubuhku sejenak karena cukup lelah setelah mencuci pakaian. Tanpa terasa aq tertidur pulas. Dlm keadaan setengah sadar aq dapat mendengar samar-samar seseorang membuka pintu kamarku. Keberadaan orang tersebut terasa semakin mendekati. Tak lama kemudian ranjangku terasa bergoyang karena sepertinya dia sdh duduk di sebalahku.

Kemudian betisku terasa ada yg meraba-raba. Selanjutnya tangan tersebut merayap naik ke bagian pahaku. Namun karena masih dlm keadaan setangah sadar, aq mengira saat itu sedang mimpi ngesex dengan suamiku. Apalagi saat tangan tersebut mengelus-elus selangkanganku yg masih tertutup CD itu, aq merasa bahwa itu adalah jilatan-jilatan dari suamiku.

Ketika bagian-bagian tubuhku terus digeraygi aq mulai tersadar dari tidurku namun tdk langsung membuka mataku.

“Mbak gue emang bener-bener mulus…” dengan mata terpejam aq masih dapat mengenal jelas suara tersebut.

Tentu saja jantungku langsung berdetak kencang ketika mendapati kalau ini bukan mimpi tp benar-benar terjadi, apalagi ditambah kenyataan yg melakukan semua itu adalah Johan adikku. Karena aq tak menginginkan lebih jauh lagi tangan Johan merayap aq mulai merapatkan kedua pahaku. Tp Johan tak menyerah begitu saja. Tangan Johan kini mulai pindah ke daerah toketku, yg hanya terlindungi kaos tanpa BH, kemudian meremas-remas dengan lembut. Jari-jari johan seolah-olah menari diatas dadaku sesekali memilin.

Namun diperlakukan seperti itu, aq pun akhirnya tak dapat menahan diri lagi untuk terus berpura-pura masih tertidur lelap. lalu aq membuka mata kemudian berteriak agar sandiwaraku tampak meyakinkan.

“Ya ampun johaaannn…!!! Apa-apaan sih kamu!!!!”
“Emm… Jo johan cuma pengen bangunin aja kok… Abisnya Mbak pules banget tidurnya…” kata adikku beralasan.
“Hayooo ngaku aja Jo…! sebenarnya mau ngapain Mbak sih?” aq mencoba untuk membuat Johan berkata jujur walaupun sebenarnya diriku sdh mengetahui apa yg dia lakukan dari tadi.
“Mbak… Johan kangeeen banget…!” hanya kalimat itu yg keluar dari mulut Johan sebelum dia mencumbu bibirku dengan ganas.
“Jangan..hentikan..!! Inget Jo… Emmmhh… Mmbak kan udah nikaah…!” saat aq tersadar bahwa semua ini salah.
“Ayo dong Mbak… Sekali ini ajaaaa… Johan bener-bener udah ga tahan…” adikku memohon dengan tatapan mata yg memelas.
“Ta-tp Jo…” kataku yg hendak beranjak pergi namun tubuhku justru memilih untuk tetap pasrah.
“Rasanya kepala Johan terasa mau pecah gara-gara nafsu ngeliat Mbak tiduran tadi… Sekarang udah kentang nih…!” ujar Johan yg seolah-olah kejadian ini murni karena kesalahanku.

Sesaat kemudian tangan adikku yg kurus sdh meraba-raba bagian dadaku. Dia lalu menaikkan kaosku ke atas hingga lewat kepala dan membuangnya ke sudut ruangan. Dia tersenyum mesum melihat payudaraku yg terpampang bebas dengan putingnya yg sdh menonjol karena terangsang.

“Ja jangan Jo… Nanti… Ennngghhhhh… Ada yg liaaat…” aq masih berusaha melarangnya sambil mendesah karena saat ini Johan mulai menciumi bagian samping leherku.
“Siapa yg mau ngeliat sih Teh? Kan dirumah ga ada siapa-siapa…” tanya adikku tanpa berusaha menghentikan usahanya.

Terus menerus mendapatkan perlakuan seperti itu, akhirnya pertahananku jebol jg. Johan sungguh pintar membangkitkan birahiku karena dia sdh benar-benar paham titik mana yg sensitif untuk merangsangku. menyadari hal tersebut, ciuman Johan terus bergeser kepundakku. Johan menjilatinya hangga aq menggelinjang. Tanpa ingin kehilangan waktu sedtikpun saja mulut Johan mendarat di toket kananku. Tanganya meremas toketku sambil sekali-kali jarinya meilin-milin putingku. Lidahnya kini bermain diatas toket putingku. Pertama-tama lidah johan hanya manyapu bagian puting toket saja, tak lama kemudian mulai bergerak memutari seluruh daerah di sekitarnya, sebelum diakhiri dengan mengulum puting tersebut hingga pipinya terlihat kempot.



“Aaaacchhhhh… Geliiii Jo…!” aq memekik.

Rasa itu di barengi tumpahnya cairan-cairan kenikmatan yg membasahi rongga lubang memekku. Aq sdh kewalahan untuk mengalihkan gairah nafsu yg bertubi-tubi disusupkan oleh Johan.

“Oooohhhhhhh… Johaaaaaannnn…!!” aq semakin mengerang kencang akibat aksinya.

Mulut Johan kini berganti-ganti mengulum kedua toketku.-cerita hot- Aq yg sdh sangat terangsang itu mulai mengelus-elus rambut Johan. Padahal sebelumnya aq sdh berjanji pada diriku sendiri tak akan pernah lagi melakukan hal seperti ini dengan laki-laki lain, termasuk dengan adikku Johan, setelah menikah

Cerita sex selingkuh, Gejolak hatiku memang sedanag berperang di dlm diri ini, namun kenyataanya Johan sdh benar-benar membangkitkan nafsu birahiku.

“Celananya buka yah” bisik johan yg sdh siap melucuti celanaku.
“Jo…!” kataku yg sesungguhnya berniat untuk menolak.

Namun yg terjadi selanjutnya adalah tangan Johandengan perlahan mulai melucuti celana beserta CD ku hinga aq bugil. Setelah itu jari-jari johan kembali mengelus bibir memekku yg sdh terbasahi cairan kenikmatan.

“Emmhhhh…Aahhhhh Johan ga sabaran banget sih!” kataku yg kini tak dapat menolak perlakuan

Mendengar perkataanku tadi membuat johan tersenyum sambil menatap wajahku dengan tatapan liar.

Johan kemudian menelan ludah saat melihat memekku di tengah-tengah selangkanganku.

Walaupun Johan sdh sering melihatnya, tp aq yakin tak akan pernah ada seorang laki-laki yg bosan melihat memekku yg mulus dan sedap di pandang. Apa lagi walau sdh menikah, namum bibir memekku masih tertutup rapat yg tentunya saja membuatnya semakin menggoda.

“Ooouuhhh… Johaaaannnnnn… Nghhhhh…” aq terus merintih dengan nafas tertahan saat dua jari Johan menusuk-nusuk belahan memekku.

Tanpa memberi ampun lagi, Johan mulai membenamkan mukanya di selangkanganku. Dia menghirup kuat-kuat aroma dari memek milikku itu. Jadilah aq semakin menggelinjang-gelinjang tak karuan menerima cumbuannya yg bertubi-tubi pada memekku.

“Eemmpphh… Sluuurpphhh… Sluuurphhh…” Johan melahap nikmat memek yg dulu jadi santapannya hampir setiap hari.

Seperti ular, lidah Johan masuk ke dlm lubang memekku kemudian menari-nari menyapu bagian dlm lubang memeknya, dengan bantuan jari-jarinya, Johan membuka bibir memekku untuk membuat ruang bagi lidahnya. Sentilan ujung lidah Johan membuatku tubuhku mengejang seperti tersengat listrik. Apalagi saat lidah tersebut memainkan kelentit yg membuatku semakin klepek-klepek merasakan gelombang libido hingga menekan kekerongkonganku yg sdh terasa kering

“Ooooohhhhhh…” kedua pahaku merapat seketika menjepit kepala Johan saat merasakan ada benda lunak dan hangat yg mengenai bibir memekku.
“Memek Mbak tambah wangi aja nih…! Abis nikah makin rajin dirawat ya Mbak?” kata adikku di tengah melancarkan aksinya.



Tanpa menunggu jawaban dariku, Johan pun kembali menjilati memekku. Namun kali ini dia lebih banyak menggunakan lidahnya untuk menyentuh bagian kelentitku. Kedua Kombinasi dari ciuman, hisapan dan jilatannya yg liar membuatku mengelinjang-gelinjang menahan rasa nikmat yg luar biasa.

“Emmpphhhh… Ooooohhhhhhh…!!” aq hanya bisa mendesah kencang karena terangsang.
“Ooooohhhhhhh… Emmppphhhh… Emmppphhhh…” lirihku yg sdh mulai menyerah pada serangan lidah Amar di bawah sana.

Tak terbayangkan olehku apa jadinya bila saat itu saumiku menyaksikan istrinya dlm keadaan bugil, sedang menikmati jilatan pada memeknya oleh laki-laki yg tdk lain adik kandung istrinya sendiri! Namun perasaan itu malah membuat birahiku semakin liar merasakan rasa nikmat sekaligus sensasi sex sedarah yg sungguh luar biasa.

Jilatan-jilatan Johan semakin menjadi-jadi, lidahnya menjilat hingga masuk ke lubang memekku. Memang aq lama tdk berhubungan sex denganya, sehingga ada perasaan yg kuat untuk dapat merasakan kembali.

“Ouuucchhhhh… Johaaaannnnnn…!!” desahku sambil menggigit pelan bibir bagian bawah.

Memekku tak ubahnya seperti makanan yg sangat lezat bagi Johan yg ingin dia nikmati habis. Memekku pun sdh basah kuyup oleh air liurnya yg bercampur dengan cairan kenikmatan memekku.

“Ooouuucchhhh…” tiba-tiba aq merasakan tubuhku mengejang hebat seketika.

Ternyata saat itu Johan sedang memainkan kelentitku dengan lidahnya sekaligus memainkan jari-jarinya pada lubang memekku. Hanya rasa nikmat luar biasa yg kurasakan saat itu. Dari mulutku terus keluar erangan-erangan lepas dengan suara yg begitu menggairahkan bagi yg mendengarnya. Adikku Johan semakin liar setelah melalap lelehan lendir kenikamattan yg keluar dari lubang memekku.

Melihatku yg lebih terangsang pada saat tersentuh bagian kelentitku, Johan terus melancarkan serangan-serangan lidahnya pada benda kecil itu.

“Ooooohhhh… ssshhhh… Joooooooo…!! uuuucccccchhhhhh…” aq terus mendesah sejadi-jadinya ketika dilanda rasa nikmat yg luar biasa.

Tubuhku semakin mengejang dan kedua kakiku menjadi kaku serta pahaku semakin rapat menjepit kepala Johan. Secara spontan aq menekan kepala Johan ke memekku dengan kedua tangan, seperti ingin membekapnya

“Nikmat yah dijilatin Johan Mbak?” goda Johan di sela-sela aktivitasnya.

“Iiyyaaaaahhh… Jooo…. nniikkmmmaaaatttthhh… Ooouuuhhhhhhh…” kataku dengan terbata-bata akibat dirangsang sedemikian rupa.
“Kalo nikmat buka pahanya yg lebar dong Mbak… Kepala Johan jangan dijepit… Sakit nih…!” canda Johan sambil mencubit gemas pahaku.

Tanpa sempat tersenyum mendengar candaanya, aq langsung membuka lebar kedua pahaku yg tentu saja memberi keleluasaan pada Johan untuk dapat menikmati memekku. Setelah menujukan senyuman kemenangan pada wajahnya, Johan langsung menyerbu kembali memekku dengan gencar. Aq sampai kewalahan menggelinjang-gelinjang hebat. Memekku mulai berdenyut-denyut serta eranganku semakin lepas. Aq sangat yakin kalau wanita manapun akan bereaksi sama sepertiku saat ini karena lidah Johan benar-benar pintar bermain di memekku.

“Jooooo…!! Jooohaaannnn…!!!!” lenguhku sambil memegangi kepala Johan dengan erat.

“Slurpp… Sslluuurrpphhh..” Adikku menyedot dengan sangat kuat seakan tdk ingin melewatkan satu tetes pun cairan kenikmatanku.

“Keluarnya banyak banget sih Mbak? Sampe becek kayak gini… Pasti nikmat banget yah memeknya diisep sama Johan?” komentar adikku sambil terus menyeruput dan menyedot cairan kenikmatanku yg masih tersisa.

“Sslluuurrpphhh… gleeekkkk… Sslluuurrpphhh… Mmmmm… Nikmatnya jus memek buatan Mbak… Hihihi…” komentar Johan yg pada ujung bibirnya masih terlihat lelehan cairan kenikmatanku.
“Jo… Mbaakkk… Nggggh…” hanya kata-kata tersebut yg dapat keluar dari mulutku yg sedang terengah-engah.
“Kenapa Mbak? Nikmat kan? Mau Johan terusin?” goda adikku.

Aq hanya menghela nafas karena tau kalau perbuatan kami sdh tak dapat dihentikan dan akan berlanjut ke tingkat lebih jauh lagi. Lagi pula Johan masih tampak begitu nafsu karena dirinya sama sekali belum terpuaskan. Sesungguhnya aq cukup berat melayani Johan ketika sadar bahwa aq sdh memiliki suami. Namun memekku yg dari tadi dirangsang membuat gairah seksualku ikut terbagkitkan dan tdk memakai akal sehat lagi.

“Sekarang giliran Johan dong Mbak…” pinta adikku yg tanpa menunggu lama segera menurunkan celananya di depan wajahku.

Jantungku berdetak semakin kencang ketika melihat batang k0ntolnya yg sdh tegak mengeras. Saat mataku bertatapan dengan matanya, aq dapat melihat kalau pandangan Johan begitu liar. Sementara aq yg sdh mengerti aka apa yg diinginkan olehnya langsung meraih batang k0ntol yg sdh tegak mengeras itu dengan tangan kananku. Nafasku semakin terengah-engah saat telapak tenganku mengelus batang k0ntol milik Johan yg hangat dan berdnyut seperti mahkluk hidup.

Dengan lembut aq meremas-remas batang k0ntolnya kemudian mengocoknya secara perlahan. Johan melihat tingkah Kakaknya yg sdh mengetahui apa yg dia inginkan.

“Oooouuuccchhhh…!” Johan mengerang saat aq mulai meningkatkan irama kocokan pada batang k0ntolnya.

Aq meremas sekaligus menekan batang k0ntolnya ke arah atas dan bawah lalu mengulang gerakan seperti itu seterusnya. Telapak tangan milikku yg berukuran kecil ini tampak tdk sanggup untuk menggenggam seluruh batang k0ntol tersebut. Gerakan tanganku yg sdh sangat lancar terus mengocok-ngocok batang k0ntol Johan.

“Hmmmm… Nikmaattt…!! Mbak udah kangen ya sama k0ntol Johan ini? Hihihihi…” goda Johan sambil tertawa.
“Iyaahh Jo… Mbak kangen banget sama k0ntol johan…” sahutku pelan.

Dengan tak sabar aq menempelkan bibirku pada ujung k0ntol Johan kemudian menjilatinya dengan lidahku yg sdh terampil. Johan tentu saja terlihat sangat menikmati perlakuanku.

Aroma khas k0ntol Johan semakin kuat tercium oleh hidungku yg kemudian aq hirup dlm-dlm hingga membuatku semakin lupa diri. Tdk ingat atau mungkin tdk ingin menerima kenyataan bahwa kami berdua adalah saudara kandung.

“Sedottt terusss… Yg kuaaaat Mbaakkkkk… Oooohhhhhh…” perintah Johan sambil menarik rambutku.

Tak hiraukan lagi perlakuan kasarnya karena yg tersisa sekarang hanyal mafsu untuk menyepong batang k0ntol milik adikku ini. Aq terus menyepong kuat-kuat hingga Johan mengerang keenakan. batang k0ntol itu terasa semakin berdenyut di dlm mulutku.

Tdk aq hiraukan perlakuan kasarnya tersebut karena yg tersisa sekarang hanyalah nafsu untuk menghisap-hisap batang panjang milik adikku ini. Aq terus menyedot kuat-kuat hingga Amar mengerang keenakan. Benda itu semakin terasa berdenyut di dlm mulutku.

“Emmpphhhh…sluhrrrppp..” aq mencoba menelan seluruh batang k0ntol Johan hingga dia semakin berada di awang-awang.
“Oooohhhhh… Mbak makin lihay aja nih!” puji Johan ketika merasakan sensasi yg ditimbulkan dari sepongan bibirku yg lembut, hangat dan basah.
“Gimana Jo… Sluurphhh… Rasanyaaa? Hmmmm… Sluurphhh…” tanyaku terputus-putus.
“Ouuuuhhhh… Jelaas nikmat Mbaakkkk…! Pagi-pagi beginiiii… Ouuucchhhh… Disepongiiin sama kakak yg cantiiik…!! Ennnggh…” ujarnya dengan kurang ajar namun justru membuatku bertambah semngat.
“Eeemmm… Terus udah nggak pusing lagi kepalaku sekarang? Sluuurrpphhh…” candaku sambil terus menyepong batang k0ntol Johan sehingga membuat wajahnya tersipu.

Terakhir kali aq melakukan oral sex adalah dengan Johan beberapa bulan yg lalu sebelum aq menikah tentunya. Anehnya lagi, suamiku tak pernah aq berikan pelayanan seperti ini walaupun berkali-kali memintanya. Saat ini benar-benar layaknya anak kecil yg disuguhi permen. Aq semakin menikmati batang k0ntol Johan, Mulai dari mencium, menjilat hingga menyepong sambil mengocok-ngocok batang k0ntolnya.

“Mbak…! Mbaakkk…! Udah dulu yah… Johan nggak mau keluar cuma gara-gara disepong sama Mbak doang… Mendingan kita langsung ngentot aja yuk…!” saran Johan yg langsung mencabut keluar batang k0ntolnya dari mulutku.

Seketika memekku terasa ngilu, membayangkan batang k0ntol adikku masuk menyodok-nyodok lubang memekku.

Dengan suara halus aq berkata sambil menatap matanya lekat-lekat

“Tp jangan disemburin di dalem ya Jo…”

Adikku hganya tersenyum lantas menjawab

“Yaaah… Si Mbak gimana sih… Bukannya Mbak pengen banget punya anak?”
“Emang bener sih… Tp….…” suaraku terdengar serak karena tenggorokan ini terasa kering.
“Dari pada Mas Janu belum bisa ngasih anak sampe sekarang… Mendingan sama Johan aja Mbak! Hahaha…” lanjut Johan menyelak kalimatku yg belum selesai.

Mendengar perkataan Johan tadi perasaanku bercampur antara marah sekaligus terangsang memikirkan bagaimana jadinya apabila aq benar-benar hamil dari benih pejuhnya. Walaupun pengalaman ngesex dengan laki-laki lain, termasuk Johan, aq jg tdk yakin kalu rahimku subur. Selama ini mereka hampir selalu mengelurakan pejuhnya di dlm memekku dan aq tdk pernah hamil. Namun dlm hatiku yg paling dlm, aq tak ingin mengecewakan suamiku apabila nanti aq mengandung anak yg bukan darah dagingnya sendiri

Tanpa merasa bersalah, Johan mulai mengatur kedua kakiku seperti huruv “V” di sisi ranjang dengan mulai menggosok-gosokan batang k0ntolnya ke bibir mememku. Kakiku mengayuh naik turun, menujukan bahwa memekku sdh tak sabar lagi ingin di sodok oleh sebuah batang k0ntol. Melihat hal itu tentu saja membuat Johan tertawa licik karena semakin yakin bahwa diriku sdh sangat terangsang

“Kenapa Mbak? Pasti sdh ga sabar ya lubang memeknya pengen disodok sama batang k0ntol Johan… Bilang dulu… Nanti Johan janji bakalan bikin Mbak keenakan deh…! Hehehe…” ledek Johan.
“Emmmhh… Mbak pengen bangeeet disodok Johan…” kataku lirih hingga nyaris tdk terdengar.
“Maksudnya Mbak pengen ngentot? Bilang aja kayak gitu… Ga usah jaim… Hehehehe…” tanya Johan sambil terus melecehkanku.
“Iya deh… Mbak pengen banget ngentot…!! Udah deh… Cepet dooong…!!” kali ini aq merengek tanpa ada perasaan malu lagi.
“Sekarang saatnya Johan ngerasain memek Mbak…” Johan bersiap memasukkan batang k0ntolnya yg sdh sangat tegang mengeras.

Sementara itu aq hanya memperlihatkan raut wajah pasrah ketika batang k0ntol Johan mulai memasuki lubang memekku dengan semakin dlm. Dia terus mejejali batang k0ntol tersebut ke lubang memekku karena ingin menikmati jepitan lubang memekku yg sdh cukup lama tdk dirasakanya.

“Oggghhhhhh…!! Nikmaattttt…!!!” celoteh Johan mengomentari lubang memekku yg menjepit batang k0ntolnya.

Aq menatap wajah sayu Johan yg begitu bernafsu ingin menguasai menyetubuhiku. Kedua menjadi saksi ketika batang k0ntol Johan ditekan ke bawah hingga pahaku terbuka semakin lebar.

“Ouuuuuggghhhh!! Ennnggkh… Masiiiih sempit aja memeknya Mbak …!! Oooohhhhhh…!!!” ujar Johan berteriak puas ketika akhirnya berhasil membenamkan seluruh batang k0ntolnyake dlm lubang memekku.



Seketika lubang memeku penuh oleh batang k0ntolnya yg tanpa jeda terus menyetubuhiku hingga kami benar-benar sempurnya bersetubuh.

Tiba-tiba Johan menghentikan gerakanya. Mungkin dia lelah atau karena sekedar ingin menikmati k0ntolnya yg terbenam di dlm lubang memeku. Kemudian perlahan-lahan, Johan menarik batang k0ntolnya dari jepitan lubang memekku hingga terisa ujung kepala kontolonya saja. Namun tak kuduga, dia menyodokkan dengan keras hingga k0ntolnya kembali tertelan semua di dlm lubang memekku.

“Aaaaagggghhhhh…!!” aq mengerang keras akibat perlakuanya itu.

Berkali-kali Johan melakukan hal tersebut yg membuat memek terasa perih namun nikmat di saat bersamaan.

Akibat gerakan liar itu, aq merasakan kalau sebentar lagi akan mengantarku ke puncak orgasme. Gerakan Johan pun bertambah cepat. Lubang memekku kini sdh sdh sedemikan basah, hingga pada setiap kocokan terdengar gesekkan yg sangat jelas. Aliran libido yg meledak seolah memompa tubuhku dan menekanya ke segala arah. Tentu saja hal tersebut menandakan bahwa aq sangat menikmati persetubuhan ini.

“Oooggghhh…!! oohhh… Joooooo…!!” aq berteriak ketika akhirnya mencapai orgasme.

Beberapa detik lamanya nafasku seperti terhenti merasakan kenikmatan yg luar biasa. Menyadari aq sdh orgasme, Johan sengaja menghentikan kocokkanya ketika merasakan batang penisnya sperti di sembur cairan yg tentu saja itu adalah cairan kenikmatanku.

Setelah cukup lama, Johan mulai menarik keluar batang k0ntolnya dari lubang memekku. Wajah adikku terlihat bangga ketika melihat batang k0ntolnya mengkilat dilumuri lendir memekku.

“Johan sayang Mbak…” kata Johan layaknya laki-laki yg sedang merayu pasangannya.
“Mbak jg Jo…” balasku pelan.
“Ohh… Ooohhh… Oooooohhhhh…” terdengar nafasku tersengal-sengal ketika Johan kembali mengocok lubang memekku.

Tubuhku mulai melemas seiring dengan orgasme yg sdh kurasakan, tp nafsu birahiku bangkit lagi ketika Johan mulai menyetubuhi lagi.

“Oooohhh… Oooogghhhhh…!! Oooohhh… Sa-sakiitt Joooo…!! pelan-pelaaann dong…” hanya kalimat itu yg keluar dari mulutku ketika Johan semakin memperlakukan dengan kasar.

Tetapi aq lebih menikmati perlakuan Johan yg kasar di banding dengan suamiku yg sangat lembut. Johan menggoyang dan menyodok batang k0ntolnya lebih dlm di lubang memekku. kadang dia jg menaikan kecepatan sodokkanya lalu tiba-tiba memperlambatnya. Tentu saja dengan perlakuan seperti itu membuat emosiku naik turun. Walaupun badan ini terasa hancur, tp aq benar-benar merasakan sensasi ex yg sangat luar biasa. Sekitar sepuluh menit kemudian, aq menyadari Johan sebentar lagi akan keluar dia mengerang keras dan terus menambah kecepatan sodokkanya.

“Johaaannnn… Mauuu keluuaaaar Mbaaakkkk…!!” teriaknya seperti yg sdh aq duga.
“Jooooo… Ja-jangaaannn… Ke-keluariiin di dalem yaaah…” pintaku memohon.
“Mbak buka mulutnyaaaa…” ujar Johan yg membuatku lega karena mengerti dengan maksudnya.

Tanpa berkata apa-apa lagi, aq langsung membuka mulutku. Lubang k0ntol Johan akhirnya menyemburkan pejuh. Aq pasrah menerima semburan pejuh yg sangat banyak namun hampir dapat kutelan semua. Cairan yg menetes di pinggiran mulutku bahkan aq bersihkan hingga tdk tersisa sama sekali. Apalagi rasanya tdk berubah dan masih tetap nikmat seperti dulu. Johan hanya tersenyum melihat aq terus menjilat seolah tdk memberi kesempatan batang kontolnya untuk beristirahat.

Setelah itu johan langsung lunglai di atas tubuhku. Dia kemudian memelukku dan mencium keningku. Sungguh romantis Johan adikku ini, bahkan suamiku sendiri tak pernah melakukan setelah kami selesai bersetubuh.

“Nikmat banget Mbak…” bisiknya di kupingku hingga hampir tak terdengar.

Johan kemudian merebahkan tubuhnya di sampingku, sebelum akhirnya mulai tertidur lelap. Terrdengar suara dengkuranya yg keras hingga membuatku tertawa tertahan. Karena aq tdk merasa mengantuk walaupun lelah, aq lalu menatap kosong langit-langit kamar tidurku ini. Pikiranku melayang-layang mengingat kejadian yg aq dan Johan sering lakukan sebelum ini. Semua petualangan sex mulai dari pertama kali semua hal ini berawal, yaitu di kamar mandi, kamar kami masing-masing, di parkiran mobil di sebuah mall dan masih banyak lagi. Kejadian yg tak sepantasnya kami lakukan. Namun apabila nafsu sdh menguasai, perbuatan tersebut tdklah pandang bulu karena yg diburu hanyalah kepuasan birahi belaka. Kami berdua memang sudak tak dapat memutar waktu untuk merubah semuanya.

Hanya dengan membayangkan kejadian-kejadian tadi sdh membuat memekku basah kembali. Masih sangat terasa elusan-elusan tangan Johan yg merayapi pahaku dan jg denyutan-denyutan kenikmatan pada memekku. Saat ini jari-jariku mulai menggesek-gesek kelentitku yg rasanya kian membengkak. Tangan yg satunya lagi meremas-remas toketku serta perlahan-lahan memilin puting susuku dengan lembut.

Kurasakan butir-butir keringat telah mengumpul di tubuhku, karena selain hawa yg panas, aq jg sdh terbakar birahi. Aq membalikkan badan hingga tidur menyamping membelakangi Johan agar tdk mengganggunya.

“Emmpphhhhh… ssshhhhhh…” ketika menggesek-gesek kelentitku tdk terasa aq mulai mendesah-desah merasakan nikmatnya masturbasi ini.

Ada terasa mengelitik saat jari-jariku memilin lembut puting susuku yg semakin meruncing. Sambil melakukan gerakan ini, aq mencoba membayangkan Johan meraba lekuk-lekuk tubuhku, kemudian bibirnya menjilat mengulum toketku dan dengan tnpa ampun dia menyodokkan btang k0ntolnya yg tegak mengeras kedalam lubang memekku.

“Joooo… Joohaaannnn…! Uuuuuucchhhh… Johaaannnnn…!” aq menyebut nama adikku berulang kali saat merasakan kenikmatan yg luar biasa.

“Aaaahhhhhh…” aq tersentak kaget ketika sebuah tangan memegang bahuku dan tentu saja membuat diriku keluar dari kenikmatan sebuah dunia halusinasi.
“Mbak manggil Johan ?” tanya adikku yg rupanya sdh terbangun.

Johan sepertinya tak sadar bahwa dia telah menjadi bahan imajinasiku. Karena tak tahan lagi akhirnya aq langsung mencium bibirnya dengan penuh nafsu. Tubuhku seperti menggigil saat ciuman kami semakin liar. Bibir johan kini mulai merambat turun kelherku. Dengan kasar lidahnya menjilat leherku dengan kuat. Kedua tanganku melingkar memeluk batang leher Johan sambil terus merintih lirih. Tampaknya Johan terangsang mendengar suara rintihanku karena terbukti sekarang Johan semakin liar menjilati leherku.

“Oooohhhh” permainan Johan membuat tubuhku ini melonjak sepeti tersengat listrik.

Mataku dan matanya bertatapan yg berbinar-binar liar, aq terlena dlm rasa nikmat hingga tak menyadari saat tanganya sdh di selangkanganku.

“Oooooooohhhhhh…!!” aq semakin terangsang saat Johan jg meremas-remas gundukan toketku.

Benar-benar nikmat saat Johan mengelus-elus kulit toketku yg halus hingga sulit untuk di ungkapkan dengan kata-kata.

“Hmm… Sekarang kok Mbak yg nafsu sih?” tanya Johan.

Aq hanya diam, aq terus menikmati remasan-remasan kuat tanganya. Agar lebih nyaman aq memperbaiki posisi dengan mengangkangkan kedua kakiku. Tangan kiri Johan mengelus selangkanganku sedangakan tangan kanannya terus memainkan toketku. Aq menggigit bibir bawahku untuk menahan suara desahan dari bibirku

“Eeemmmmhh…ooohhhhh…Johan!!” aq agak terkejut ketika ke empat jarinya mulai menggesek dan menekan-nekan permukan memekku

Gairahku semakin sulit untuk di kendalikan dan nafasku terasa semakin berat saat nikmat itu semakin menjadi-jadi. Melihat wajah mesum Johan justru membuatku terangsang berat.

“Eeeemmmffhhhh… Jooooo…!! Aaaaahhhhhhh…!!” sambil terus mendesah aq memegang tangannya lalu mengarahkan ke bagian kelentitku.

Tubuhku terasa lemas saat jari-jari johan sdh berada di bagian paling sensitif dari memekku. Aq semakin mengerang nikmat saat tangan Johan terus menggesek bagian intimku. Sdh tentu aq sangat menikmati gesekan-gesekkan Johan di tempat tersebut.

“Oooohhhhhh… Ssssshh… Aaahhhh… Aaahhhh…!” aq tdk menyadari sejak kapan cairan kenikmatanku mulai meleleh melalui rekahan memekku yg masih rapat.

Aq semakin sering menggelinjang-gelinjang keenakan saat tangan Johan menjepit dan memilin-milin putingku, sementara jari-jari terlatihnya terus-menerus mengelus serta menggesek-gesek di belahan bibir memekku.

“Joooooo…!! eemmpphhhh… Jooooo…!!” aq menengang dengan nafas tertahan saat merasakan memekku berdenyut-denyut dengan kuat.
“Oooggghhhhh… Mbak keluaaaaaaar…!!! Johhaaaannnnnn…!!!!” aq berteriak-teriak seperti orang gila ketika mencapai orgasme.

Semburan-semburan cairan kenikmatan itu membuat tubuhku menggigil dengan hebat. Remasan-remasan tangan Johan membuatku semakin terhanyut menikmati klimaksku. Mataku terpejam meresapi sisa-sisa orgasme yg baru saja kualami.

“Mbak… Johan pengen ngesex lagi nih… Tp sekarang pake gaya nungging yuk…!!” ajak Johan

Aq terdiam saat dia membalikkan tubuhku yg masih lemas. Kedua tangan Johan dengan kuat menarik pinggulku hingga bersentuhan dengan batang k0ntolnya.

“Siap-siap ya Mbak…!” ujar Johan memperingatkanku.
“hhggggg… Nnngghhh…” berkali-kali tubuhku terdesak kuat saat Johat berusaha meyodokkan kepala k0ntlnya.



Kepala k0ntol Johan terus bergesekkan dengan bibir memekku yg masih basah dan licin sebelum akhirnya menekan kuat-kuat hingga mulai masuk sepenuhnya. Dapat aq rasakan denyut-denyut kemaluan kami yg sdh menyatu. Batang k0ntol itu terus bergerak dengan sentakan-sentakan yg kuat dan semakin dlm hingga selangkangan kami saling mendesak. Berulang kali tubuhku menegang nikmat saat Johan mulai mengocok. Kocok-kocokkan kasarnya dipadu dengan goyangan ke kanan dan kiri

Tubuhku bergetar hebat menahan rasa nikmat saat batang kont0l yg panjang tersebut memasuki lubang memekku. Aq membenamkan kepalaku ke bantal untuk meredam suara erangan teriakan yg keluar dari mulutku.

“Pelan-pelaaaan Joooooo…” ketika batang k0ntol tersebut semakin dlm memasuki lubang memekku.

Ketika sdh cukup lama pada posisi menungging, akhirnya tenagaku habis. Buah bokongku merosot turun serta toketku mendarat di atas ranjang. Aq terkapar tanpa daya dibawah tindihan tubuh Johan ketika tangannya mengelus-ngelus punggungku.

“Eeeemmhhhh… Sssssshhhhh…” aq meringis menahan rasa nikmat saat batang k0ntol itu mulai mengocok lubang memekku.

Tubuhku terasa lemah tak bertenaga. Sodokkan demi sodokkan batang k0ntol Johan seolah menguras habis tenagaku. Suara helaan nafas kami dan suara k0ntolnya yg beradu dengan selangkanganku saling bersahutan memenuhi ruangan kamar ini. Aq harus menikmati setiap sodokkan-sodokkan batang k0ntol Johan. Ketika tenagaku sdh lumayan pulih. Bokongku mulai naik ke atas hingga posisiku kembali menungging di atas kedua kaki dan tanganku.

“Naaahhh… gitu dong! Mbak benar-benar hebaaattt!” kata Johan memuji.

“Oooohhhh… Oooohhhh… Oooooooohhhh…” aq mendesah dan merintih lirih merasakan lingkaran otot yg seperti tertarik keluar saat Johan menarik kontolnya lalu membenamkan seluruh batangnya sekaligus.

“Gilaaakkk memeknyaaa Mbaakkkk…!! Sumpaaaah… Nikkkmmaaatttt bangeeeet…!!! Ooooooggghhhhhh…!!”geram adikku.

“Joooooo… Aaaaahhhhh…!!” aq semakin sulit mengendalikan luapan nafsuku saat kedua tangan Johan menggapai toketku dan melakukan remasan-remasan lembut.

“Aaaaahhhhh…!! ooohhhhhhh…!! Mbaaaakkkkkk…!!!!!” teriak Johan yg rupanya hendak mencapai puncak.

“Ooooggghhhh… Ooooggghhhh… Keluaaariiin di daleeeem ajaaa Joooo…!! Ooooggghhhh…” kataku sambil mendesah seksi.

Dengan tanpa ampun k0ntolnya yg terus menyeruak berdnyut-denyut. Johan kelojotan ketika merai puncak kenikmatan. Semprotan demi semprotan terus memenuhi rahimku. Kami berdua sama-sama mnggeram setiap kali Johan menyemburkan pejuh. Aq terus bergidik merasakan nikmatnya pejuh keluar di dlm memekku hingga tetes terakhir.

“Aaaagghhhh… nikmaattnyaaa memek… Heeeh… Mbaaakkkkk… Eeenggh…” celoteh Johan sebelum akhirnya merebahkan diri.

Saat ini kami berdua benar-benar kelelahan. Aq membaringkan keplaku di dadanya. Ad rasa nyaman yg kurasakan saat kedua tanagnya memeluk tubuhku dan mengusap keringat yg berkucuran di tubuhku.

Ketika menyadari kalau saat ini sdh siang, kami berdua bergegas memakai pakaian, kemudian turun dari tempat tidur dan menuju ke ruang tamu karena takut jika mertuaku tiba-tiba pulang. Sekitar 10 menit kemudian Johan adikku berpamitan pulang. Setelah menutup pintu depan, aq kembali ke kamar merayap naik ke atas ranjang dan berusaha menenangkan diri sambil berusaha mengusir sisa-sisa kenikmatan yg di berikan Johan tadi.

Perasaan bersalah saat melihat wajah suamiku yg tak pernah tau hal ini membuatku mengutuk diriku sendiri. Mungkin nantinya aq tak akan mengulangi lagi dan berusaha menghindari Johan saat aq sedang main ke rumah orang tua kami di daerah cibubur atau ketika ada acara keluarga besar, karena apabila ini terus terjadi maka cepat atau lambat suamiku pasti akan mengethuinya

Dijilatin Ampe Sange

Baru pertama kali ini aku melihat dan memegang batang penis laki-laki. Ternyata Liat dan keras. Batang penis Bobi ternyata sudah tegang mengeras. “Iin sayang.. ayo donk…” pinta Bobi lagi. Dengan ragu-ragu ku masukkan perlahan batang penis Bobi ke mulutku, aku diamkan batang penis itu sambil kurasa-rasa. Ih, kenyal banget. “Sayang.. hisapin donk kayak kamu pas makan permen” Bobi mengajariku.

Namaku Iin aku masih dukuk di bangku kelas 2 SMP. Orang bilang aku cantik, kulitku putih mulus, hidung mancung, sepintas aku irip indo. Tinggi badanku 160 cm, ukuran bra ku 34, cukup besar untuk gadis seusiaku.


Aku punya pacar dia kakak kelasku, Bobi namanya, kami sering bertemu di sekolah. Bobi seorang siswa yg biasa-biasa saja, di tdk menonjol di sekolahku. Aku tertarik denganya karena dia baik padaku. Entah kebaikanya itu tulus atau memang ada maunya. Dia juga mencoba mendekatiku. Di sekolah aku teregolong populer. Banyak siswa laki-laki mencari perhatian padaku. Tp entah mengapa aku malah memilih Bobi

Singkatnya, aku pacara sama Bobi. Teman-temanku banyak yg menyayangkan aku pacaran sama Bobi, padahal masih ada si Jack anak seorang penguasaha, Si Heru yg selalu juara kelas, dan Si Ikbal jago basket, dan lainya. Entah mengapa aku tdk menaruh perhatian pada mereka-mereka itu.

Hubunganku dengan Bobi sudah berjalan hampir lima bulan. Pacaran kamu sembunyi-sembunyi, ya karena kami masih smp jadi kami masih takut untuk pacaran secara terang-terangan. Sebenrnya kedua orang tuaku melarangku untuk berpacaran, belum umurnya katanya. Tp apa boleh buat, kalau yg namanya cinta sudah melekat, apapun jadi nikmat

Sabtu siang sepulang sekolah aku janjian sama Bobi. Aku mau nemenin Bobi main kerumah temenya. Aku bilang ke ortu bahwa sabtu aku pulang agak telat karena ada pelajaran tambahan. Aku berbohong. Di tasku sudah kusiapkan baju dan celana panjang dari rumah. Sepulang sekolah, aku ke wc untuk mengganti seragamku dengan baju dan celana yg sudah kubawa dari rumah. Bobi pun begitu.

Dari sekolahku kerumah teman Bobi kami naik bis. Setibanya disana, aku diperkenalkan dengan teman Bobi, Iwan namanya. Rumahnya sepi, karena ortu Iwan sedang keluar kota dan pembantunya pun baru pulang kampung. Iwan juga bersama pacarnya, Norma. , sesekali kakak Iwan yg sudah menikah, datang ke rumah sekalian menengok Iwan dan membawakannya makanan. Kakaknya hari ini sudah datang tadi pagi dan akan datang lagi besok, demikian kata Iwan. Jadi di rumah itu hanya kami berempat. Kami ngobrol dan bercanda bersama.


Tak lama kemudian, Iwan dan Bobi pergi kedapur untuk menyiapkan makanan dan minuman untuk kami. Aku ngobrol dengan Norma, dari Norma, aku tau bahwa Iwan telah berhubungan selama kurang lebih satu tahun. Iwan dan Norma satu sekolah. juga si smp hanya berlainan dengan sekolahku. 15 menit kemudian, Iwan dan Bobi kembali dengan membawa minuman dan dua pirin makanan kecil.

Setelah menghidangkan makanan dan minuman itu, Iwan berdiri dan memutar dvd. filam baru katanya. Aku nggak ngerti, aku pikir cuma film bioskop biasa. Iwan menyilahkan kami minum. Aku minum minuman Bobgin yg diberikanya.Sepuluh menit berlalu, bersamaan dengan itu ada rasa aneh yg merasuki tubuhku.

Rasa… merinding hangat di layar tv tampak adegan seorang wanita bule yg sedang di entot dua pria negro. Aku berniat untuk pulang, tetp entah mengapa dorongan hatiku untuk tetap menontont film bokep itu. Mungkin karena aku baru pertama kali ini nonton film bokep. Badanku makin nggak karuan rasanya kepalaku serasa berat dan ah rangsangan di badanku semakin menjadi-jadi.

Aku lihat Iwan dan Norma sudah saling melepaskan pakaian mereka bugil dihadapan aku dan Bobi. Iwan dan Norma saling berpelukan, berpagutan tampak Iwan mnciumi toket Norma dan menghisap-hisap puting susunya, tampaknya mereka berdua sudah sering melakukanya.

Mereka berdua tampak tdk canggung lagi Norma mengulum peler Iwan persis seperti kejadian di film bokep itu. Norma juga sepertinya sudah terbiasa penis Iwan bak permen, dikulum, di hisap oleh Norma.

Bobi merapatkan tubuhnya kepadaku

“In.. kamu sayang aku nggak sich?”tanyanya padaku.
“Eh.. memang kenapa, Bob ?” kataku kaget karena aku masih asyik menyaksikan pergumulan Iwan dan Norma
“Aku pengen kayak mereka berdua” kata Bobi sambil menunjuk pada Iwan dan Norma yg semakin hot.

Tampak Iwan mulai menindih Norma, dan memasukkan batang penisnya ke lubang memek Norma. Dengan diikuti erangan kecil Norma, Batang penis itu masuk seluruhnya ke lubang memek Norma. Gairahku semakin menggelora entah kenapa? Seluruh tubuhku merinBobg.



“Iin?”kata Bobi lagi.
“Eh nggak ah nggak mau malu.” kataku. -cerita hot-
“Malu sama siapa Sayang?”kata Bobi.

Tangan Bobi mulai meraba dadaku. Kutepis pelan tangannya.

“Malu sama Iwan dan Norma tuh” kataku.
“Ah mereka aja nggak malu ayo dong In aku sudah pengen banget nih” kata Bobi.
“Ah..nggak ah “kataku.

Gairahku makin tak karuan mendengar erangan-erangan Iwan dan Norma. Tak terasa tangan Bobi mulai mumbuka kancing bajuku. Entah kenapa aku membiarkanya sehingga bajuku terlepas. Aku hanya memakai Bra dan celana panjang.

Adegan-adegan di tv bertambah hot sekarang cewek bule itu di entot 3 pria negro 2 pria itu memasukkan penisnya ke lubang memek dan pantatnya sedangkan satunya penisnya lagi di sepong oleh si cewek bule. Keempatnya terlihat sedang merasakan kenikmatan yg luar biasa. Tangan Bobi mulai meraba dan meremas-remas toketku yg ranum dan belum pernah sama sekali disentuh oleh siapapun.

“Sayang.. bh nya dibuka ya..” pinta Bobi

Aku mengangguk, aku jadi ingin merasakan lebih nikmat lagi. Dengan cepat Bobi melepaskan bh ku… aku sekarang sudah telanjang dada. Bobi mengulum puting susuku dan meremas-remas toketku yg masih kenyal.

“Toketmua nikmat sekali, sayang belum pernah ada yg menyentuhnya” kata Bobi sambil terus memainkan toketku.
“Belum Bob.. oocchhh.. nikmaatt Bob..terusss…jangan berhentii” kataku

Baru kali ini aku merasakan kenikmatan yg luar biasa itu. Kulirik Iwan dan Norma, mereka berdua sekarang bermain dengan gaya doggy style. Norma dengan posisi nungging dan Iwan menyodoknya dari belakang terdengar erangan dan rintihan mereka gairahku semakin menggila

“Sayang buka celanamu ya,, aku udah nggak tahan nich” pinta Bobi
“Jangan Bob… aku takut” kataku
“takut kenapa sayang..?”
“Aku takut hamil Bob” kataku
“Nggak bakalan hamil sayang… nanti aku keluarkan di luar memekmu, kalau hamilpun aku akan tanggung jawab.. percayalah…” katanya

Aku diam saat Bobi membuka kancing celanaku, aku diamkan saja, tak lama kemudian, dia melepas celana dan celana dalamku tampak gundukkan memekku dengan bulu-bulu yg lumayan tebal. Kini aku sudah bugil. Bobipun melepas seluruh pakaianya, kami berdua bugil.

Tangan Bobi meremas toketku. Kulirik Iwan dan Norma, eh mereka bersodomi Norma sudah biasa bersodomi rupanya, kulihat penis Iwan keluar masuk di lubang anus Norma sedangkan tangan kiri Norma menggesek-gesek memeknya sendiri yg sudah basah oleh lendir kenikmatan. Erangan Norma terdengar semakin liar.

Bobi pun terus mengerjaiku, tanganya mulai merayapi bulu memekku. Salah satu jarinya di tusuukan ke lubang memekku.

“Auwhh.. sakitt, pelan-pelan Bob” jeritku ketika jarinya memasuki lubang memekku.

Bobi agak sedikit menarik jari itu dan bermain di bibir memekku, tak lama kemudian memekku sudah basah.

“Sayang, Sepongin donk punyaku” pinta Bobi sambil menyodorkan batang penisnya ke wajahku.
“Ah…nggak ah” kataku meolak
“Kamu jijik ya..? punyaku bersih kok… ayo donk sayang… Norma aja berani tuh” pinta Bobi memelas

Baru pertama kali ini aku melihat dan memegang batang penis laki-laki. Ternyata Liat dan keras. Batang penis Bobi ternyata sudah tegang mengeras

“Iin sayang.. ayo donk…” pinta Bobi lagi.

Dengan ragu-ragu ku masukkan perlahan batang penis Bobi ke mulutku, aku diamkan batang penis itu sambil kurasa-rasa. Ih, kenyal banget.

“Sayang.. hisapin donk kayak kamu pas makan permen” Bobi mengajariku

Perlahan kuhisap-hisap, kujilati lubang penis itu dengan lidahku lama-kelamaan aku merasa senang menghisapnya, kuhisap keras.. ku sedot-sedot, kujilati, ku maju mundurkan penis itu di dalam mulutku, terdengar berulang kali erngan Bobi

“Ooohh.. ohhhh… nikmat sayang teruskan.. aahhhh” erangan Bobi

Tangan Bobi terus menggesek-gesek memekku. Sudah tdk terasa sakit lagi sekarang, mungkin sudah basah. Aku jadi senang menghisap batang penis Bobi terus kukulum, kuhisap, kujilati, kusedot-seodt ihh.. nikmat juga pikirku.



Tiba-tiba Bobi menarik batang penisnya dan langsung mengarahkan ku lubang memekku, aku pasrah, dimasukkanya batang penisnya ternyata meleset, Bobi melumuri tanganya dengan air liurnya kemudian tanganya itu di usapakan ke batang penisnya dan mencoba lagi memasukkan batang penisnya ke lubang memekku, ketika kepala penisnya masuk ke lubang memekku, aku menjerit.

“Auuwwhhh sakit Bob pelan-pelan donk” gairahku semakin meninggi.. aku ingin merasakan kenikatan yg lebih.

Bobi menusukkan batang penisnya ke lubang memekku pelan kurasakan sesak memekku ketika kepala penis itu masuk ke dalamnya, Bobi lagi menghentakkan batang penisnya sehingga amblas semuanya ke dalam lubang memekku.

“Aaaacchhhh periih banget Bob” kataku.

Bobi diam sejenak memberikan waktu kepadaku untuk menenangkan diri.

“Tenang Sayang, sebentar lagi kamu akan terbiasa kok ” katanya.

Perlahan-lahan Bobi mengocok batang penisnya di lubang memekku. Masih terasa perih sedikit, kocokkan Bobi sewmakin cepat.Aneh, perih itu sudah tak terasa lagi, yg ada hanya rasa nikmat yg luar biasa.

“Bob.. terus… occchhhh….ohhh…nikmatt” kataku

Sempat aku melirik Iwan dan Norma masih dalam posisi sodomi. Gimana rasanya di sodomi ya, pikirku.

Doni semakin menggencarkan kocokkanya, aku semakin mengglepar. ahh ternyata ngentot itu nikmat, surga dunia coba dari dulu.. kataku dalam hati..

“Bob oohh..ohh..aaku aakkuu” entah apa yg aku ingin ucapkan. Ada sesuatu yg ingin kukeluarkan dari dalam lubang memekku entah apa
“keluarin aja sayang…kalau kamu mau keluar” kata Bobi
“Ooohhh iya Bob.. aku mmau keluaarrr” tak lama kemudian terasa cairan hangat dari memekku.

Bobi terus mengocok batang penisnya. “kuat juga pacarku ini”, pikirku.

“Satu kosong, sayang” kata Bobi tersenyum.

Bobi menarik batang penisnya hingga keluar dari dalam lubang memekku, aku sedikit kecewa

“Kenapa dikeluarin Bob..”tanyaku.
“Kita coba doggy style, sayang ” jawabnya sambil membimbingku berposisi nungging.

Doni menyodokkan batang penisnya lagi sekarang badanku tersentak keras, terdengar erangan-erangan keras dari Iwan dan Norma, ternyata mereka sudah mencapai puncaknya kulihat sekujur tubuh mereka penuh peluh bercucuran., dan akhirnya mereka terkapar kenikmatan tampak wajah puas dari mereka berdua. Aku sudah hampir 4 kali keluar tp Bobi belum apa-apa dia terus mengocok batang penisnya di lubang memekku

Hampir 60 menit aku di entot Bobi, tp tampaknya Bobi belum menjukkan akan selesai. Kuat juga aku lelah sekali, lalu Bobi menarik keluar lagi batang penisnya dan mengambil pelumas yg di sampingnya. Aku ingat pelumas itu di pakai untuk melumuri lubang pantat Norma ketika mau di sodomi. eh apakah aku mau di sodomi Bobi?

“Mau ngapain Bob?” tanyaku penasaran.
“Seperti Iwan dan Norma lakukan, aku ingin menyodomimu…”

Sebenranya aku takut, tp terdorong gairahku yg menggelora dan keingin tahuanku rasanya di sodomi, maka aku mendiamkanya ketika Bobi mulai melumuri lubang anusku dengan minyak pelumas. Tak lama kemudian, batang penis Bobi yg masih tegang mengeras itu di arahkan ke lubang anusku, meleset.. dicoba lagi kepala penis Bobi tampak mulai menusuk lubang anusku.

“Aduuuh sakit sekali Bob” kataku ketika batang penis itu mulai masuk ke lubang anusku.
“Tenang sayang nanti juga nikmat” jawab Bobi sambil melesakkan batang penisnya ke dalam lubang anusku
“Aduuuhh saakiitttt” kataku lagi.
“Tenang In, nanti nikmat deh.. aku jadi ketagihan sekarang” kata Norma sambil mengelus-elus rambutku dan menenangkanku.
“Kamu sering disodomi, Ma?”tanyaku.
“Wah bukan sering lagi hampir setiap hari kadang aku yg minta abis nikmat sekali sih udah tenang saja ayo Bobi coba lagi nanti pacarmu pasti ketagihan ayo..” kata Norma sambil menyuruh Bobi mencoba lagi.

Bobi menusukkan lagi batang penisnya sehingga seluruhnya amblas ke lubang pantatku. Terasa perih di pantatku .

“Tuuhh kan sudah masuk tuh… nikmat kan nanti pantatmu juga terbiasa kok kayak pantatku.. ini nikmat kan jadi nggak ada hari libur, kalo lagi mens-pun tetap bisa dientot hihihihihihihi”kata Norma. Aku diam saja.

Ternyata sakit kalau di sodomi. Bobi mulai mengocok batang penisnya di lubang anusku.

“Pelan-pelan Bob… masih sakitt” pintaku pada Bobi
“Iya Iin sayang nikmat nich, sempit”katanya.

Norma kebelakang pantatku dan menggesek-gesek memekku dengan jarinya aku semakin mengejang nikmat

“Norma oohhhh… nikmaattt” kataku.
“Ayo Bob, kocok terus, biar aku menggesek-gesek memeknya, biar rasa sakit itu bercampur rasa nikmat” kata Norma pada Bobi.

Benar sekarang rasa sakit itu mulai hilang.. hanya nikmat yg kurasakan.

“Hai sayang ini ada lubang nganggur mau pake? Boleh kan Bobi? Lubang yg satu ini dipake pacarku Iwan” kata Norma.
“Tanya Iin saja deh, aku lagi enak nih” jawab Iwan sambil terus mengocok batang penis di di lubang anusku.


“Gimana Iin? Bolehkan? Nikmat lho di dobelin aku sering kok” pinta Norma.
“Ah..jangan deh” kataku. -cerita hot-
“Sudahlah Iin, kasih saja aku rela kok” kata Bobi.

Tiba-tiba Iwan merayap di bawahku dan menciumi toketku. Batang penisnya dipegang oleh Norma dan diarahkan ke lubang memekku. Dengan sekali sodokan, batang penis itu masuk ke lubang memekku.

“Jaanng….” kataku hendak berteriak jangan tetp terlambat, batang penis itu sudah masuk ke dalam lubang memekku.

Jadilah aku di sodomi dan di entot. 30 menit Iwan dan Bobi ngentot aku. Aku lelah sekali baru kali ini aku di entot 2 laki-laki… tanganku sudah tak mampu menopang tubuhku. Kakiku lemas sekali. Kenikmatan itu sendiri tak ada duanya. aku sebenarnya jadi senang di entot berdua begini tp mungkin kali ini kurang siap.

Aku keluar dua kali sebelum Iwan menarik keluar batang penisnya dan memasukkan ke mulut Norma. Norma menelan sperma yg keluar dari penis Iwan dengan nikmat. Kemudian Bobi melakukan hal yg sama, tadi aku ragu untuk menelanya, tp lagi-lagi rasa penasaran pada diriku mebuatku ingin rasanya menikmati spermanya Bobi. Akhirnya Bobi menyemburkan spermanya di mulutku akupun menelanya. Ahh.. rasanya asin dan agak amis.. setelah penisnya bersih, Bobi menarik keluar batang penisnya dari mulutku dan menciumku yg sudah terkapar lemas di kasur.

“Makasih Iin sayang aku puas dan sayang sama kamu ” katanya lembut.

Aku diam saja sambil merasakan sisa kenikmatan yg baru pertama kali aku rasakan. Badanku lemas sekali. Kulihat di seprai ada bercak merah… darah keperawanaku dan mungki bercampur dengan darah anusku yg mungkin sobek karena di jejali batang penis Bobi. Aku mencoba bangkit untuk duduk, ah masih terasa sakit di kedua lubangku itu, lalu aku menangis di pelukan Bobi.

“Bobi, aku sekarang sudah tak perawan lagi… jangan tinggalkan aku yaa…” kataku pada Bobi

Kulihat Iwan dan Norma sudah tidur berpelukan dalam keadaan bugil.

“Iya Iin sayang aku makin cinta sama kamu aku janji nggak akan ninggalin kamu.. tp kamu harus janji ya.. ” katanya.
“Bener Bob? Kamu nggak akan ninggalin aku? Tp janji apa ?” kataku balik bertanya.
“Janji, kita akan mengulangi ini lagi aku bener-bener ketagihan sekarang sama memekmu dan juga lubang anusmu, sayang” kata Bobi sambil mengelus rambutku.

Aku diam saja, aku menginginkan lagi.. aku juga ketagihan kataku dalam hati.

“Janji ya sayang ” katanya lagi mendesakku. Aku hanya mengangguk.
“Sudah jangan menangis sekarang kamu mau langsung pulang atau mau istirahat dulu?” tawar Bobi.

Aku memilih istirahat dulu lalu akupun tertidur berpelukan dengan Bobi. Hari ini baru pertama kali aku berkenalan dengan sex. Ternyata nikmat luar biasa.