Sunday, 5 February 2017

Sahabat Baik

Bercinta Dengan Sahabat Baikku
Aku Jimmy (samaran) 27 thn, tinggi badan 172cm dan berkulit putih. Cerita sex ini berawal dari tahun 2005 saat aq meneruskan semester akhir di sebuah universitas swasta terkenal di kota Jakarta., aq sendiri berasal dari kota Semarang. Dan aq kost di Jakarta.

Aq punya sahabat bernama Vira (samaran) dan dia sekampus denganku, kulit putih, rambutnya berwarna coklat tua dan tinggi badanya kurang lebih 155cm dan wajahnya pun polos. Kami bersahabat sejak duduk di bangku SMU. Dulu kami bersahabt empat orang, Erik (samaran) dan Dian (samaran), tapi ternyata dua sahabat kami lebih memilih melanjutkan kuliah di LN. jadi tinggalah aq dan Vira yg bersahabt walapun kami masih tetap berhubungan dengan dua sahabat kami, baik melalui ym ataupun friendster. Terrkadang kalau mereka pulang ke jakarta kami sering hang out bareng sekedar melepas rindu dan dan bercerita tentang pengalaman kami.


Persahabatanku dengan Vira, murni hubungan seorang sahabt. Tampaknya kami terlalu takut untuk menodai hubungan persahabatn kami dengan perasaan cinta. Sejak lulus dari bangku SMU kami sepakat untuk melanjutkan kuliah di Jakarta, di universitas dan jurusan yg sama. Tempat kots kami pun terbilang cukup dekat, hanya berjalan 5 menit.

Selama kami kuliah, aq sempat berpacaran satu kali dengan Nina, tapi hubunganku dengan Nina tdk berjalan lama hanya berjalan setengah tahun. Dan hubunganku dengan Nina putus karena hubunganku dengan Vira terlalu dekat, tampaknya Nina cemburu. Aq sempat shock di putus oleh NIna tetatp Vira selalu membantuku untuk keluar dari situasi sulit tersebut. Vira Benar-benar sahabt sejati yg selalu ada di setiap aq mengalami kesulitan.


Banyak yg mengira aq dan Vira pacaran kerena kedekatan kami, tapi kami hanya tertawa saja karena memang tdk ada perasaan itu. Kami setiap sabtu malam minggu sering menghabiskan waktu berdua entah itu nonton, makan malam atau belajar bersama.

Awal thn 2005 kami menerima kabar bahwa teman kami Erik dan Dian pada pertengahan bulan akan liburan ke Jakarta. Dan kami berempat merencanakan untuk liburan ke bali. Sungguh moment yg sangat aq tunggu-tunggu.

Moment itu pun semakin mendekati, kami bersemangat menyiapkan segala sesuatunya. Tapi rencana tinggalah rencana, satu minggu sebelum hari H, Erik membatalkan niat pulang ke jakarta karena dia baru ada masalah di sana. Dian pun batal karena masih ada jadwal ujian. Akhirnya aq dan Vira pun berpikir gimana caranya untuk mengisi waktu liburan yg kosong tersebut karena kami sudah membatalkan semua rencana dengan teman-teman demi rencana ini.

Sehari sebelum hari H aq bermain ke tempat kost Vira, seperti biasa kami berbincang-bincang dan kecewa pembatalan ini. Tapi aq punya inisiatif untuk jalan-jalan ke bandung tapi pergi pulang sore. Vira mulanya pun ragu karena bingung mau pergi kemana dan akhirnya kami sepakat untuk pergi ke lembang. Kami ingin menikmati sejuknya udara kota Bandung. Akhirya setelah sepakat aq pun bali ke tempat kosku untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Kemudian kami janjian untuk pergi ke sebuah mini market dekat kost kami untuk membeli minuman dan makanan ringan.

Kesokan harinya aq sudah bangun jam lima pgi, kemudian aq menelpon Vira. Lama sekali tak ada jawaban, akhirnya telepon kedua di jawab.

“Haloo, maaf Jimm.. aq baru bangun nih..” katanya.

“Vir, jadi berangkat nggak nih? ini udah hampir jam 6 lho, nanti kita kesingan” tanyaku.

“Jelas jadi dong, tapi aq belum mandi, bentar ya aq mandi dulu. Kamu nanti kalau ke kost langsung masuk aja, pintunya ngga aq kunci, sekalian kamu masukin barang-barang aq ke mobil kamu” suruhnya.



“Oke! nggak pakai lama ya” jawabku singkat.

Tak lama kemudian aq sudah parkir di depan kost Vira dan aq langsung masuk ke kamarnya. Ternyata Vira belum selesai mandi dan aq dengan cepat memsukkan barang-barang Vira ke mobil Yaris merahku. Kemudian aq berteriak dari luar kamar mandi.

“Vir aq tunggu di mobil ya,, buruan nggak pakai lama” teriakku.

“Oke, bentar lagi selesai kok” sahutnya

10 menit kemudian Vira keluar dari kostnya dengan celana pendek hitam dan kaos bergambar super girl, kebetulan kita emang janjian buat pakai baju kembar yg kita beli di slah satu mall di jakarta, bedanya aq supr bot. Biar keliatan kompak aja. Karena kami emang sering membeli pakaian kembar.

“Maaf ya Jim, jadi lama nunggu, aq tadi pagi ngantuk banget” katanya.

“Santai aja sob, yg penting kita bisa jalan-jalan” jawabku

Sepanjang jalan kami berbincang-bincang tentang kegiatan kampus. sambil mendengarkan lagu I’m your Angel-nya Celine Dion feat R. Kelly.

Vira benar-benar sahabat yg baik. Kami saling menghibur dan saling mengisi. Dan anehnya kita sama sekali nggak pernah membicarakan perasaan kami masing-masing. Hanya saja aq sering khawatir jika Vira sakit atau terjadi kenapa-napa dan begitu pula sebaliknya.

Benar-benar persahabatan yg tulus dan aq sungguh takut untuk menodainya dengan perasaan cinta. Takut dia pergi meninggalkanku. Takut dia berpikir bahwa aq menghianati persahabatan kita.

Kupacu laju mobilku tdk terlalu cepat juga tdk terlalu pelan. Karena aq berusaha menikmati perjalan ini. Hanya sekitar 3 jam aq sudah memasuki kota Bandung.

Setelah kami memasukki kota bandung kami mencari restoran untuk sarapan kami. Setelah sarapan kami coba memsauki Factory Outlet, dari Factory Outlet satu ke Factory Outlet yg lainya. Milih baju dan akhirnya kami membeli sepasang baju kembar lagi. Tak terasa waktu sudah menujukan pukul lima sore, perut kami jugah sudah mulai lapar lagi.

“Vir, cari makan yuk… aq laper nih… keita jangan terlalu sore ke lembangnya” ajakku.
“Maaf, aq nggak ngeliat jam… keasikkan belanja sih hehe…” katnya sambil tertawa.

Kemudian kami meluncur kearah atas bandung. Sekitar jam enam kita sudah sampai. Kami menikmati hidangan di depan kami minum cappuccino hangat. Kebetulan kami mempunyai selera yg sam dalam hal minuman, sama-sama penyuka cappuccino. Pa aq melihat jam ternyata sudah jam setengah sembilan malam. Kami keasikan ngobrol dan tak terasa 2,5 jam telah berlalu.



Saat itu hujan turun dengan sangat lebat sekali. Kami hampir sejam ternyata hujan tak kunjung reda. Akhirnya dengan meminjam payung kita berhasil sampai ke mobil dan waktu sudah menunjukkan pukul 21:45. Dan akhirnya kami meninggalkan restoran tersebut. Tak lamakemudian aq merasakan hal yg aneh pada mobilku, mobil terasa oleng dan aq berpikir ban mobilku ada yg kempes.

Kemudian di tengah guyuran hujan yg lebat, kami berdua turun dari mobil untuk mengecek ban mobilku, tentu saja Vira memayungiku. Ternyata dugaanku benar bahwa ban depan kananku kempes, mungkin terkena paku. Tdk mungkin untuk mengganti ban dalam keadaan cuaca seperti ini. Kemudian kami berdua kembali masuk ke mobil.

“Vir, ban mobil kempse nih, aq ganti dulu ya, kamu tunngu aja di mobil”
“Kamu gila ya? Hujan kayak gini kamu mau ganti ban? Nanti kamu sakit lagipula bahaya malam-malam gini ganti ban”
“Kalau nggak di ganti kita nggak bisa pulang Vir, mau nunggu hujannya reda? tambah kemaleman lagi”
“Pokoknya aq nggak setuju kamu ganti ban sekarang, mending jalanin deh mobilnya”

Aq nurut aja apa yg dibilang Vira dan kemudian menjalankan mobil pelan-pelan.

“Vir, aq punya ide tapi aq nggak yakin kamu sejuju sama ideku”
“Apa sih ide kamu Jimm?”
“Gimana kalau kita cari tempat penginapan, kita nginep semalem di sini, besok pagi kita pulang, kecuali kalau kamu ijinin aq ganti ban mobil sekarang”

Sejenak Vira berpikir dan menjawab

“Ya sudah kita cari tempat penginapan terdekat di sini daripada kamu kehujanan dan sakit, itu lebih nggak ngerepotin aq lagi”

Beberpa saat kemduian kami menmeukan sebuah penginapan dan aq langsung membelokkan mobilku ke penginapan tersebut. Ternyata hujan pun semakin lebat didertai angin kencang dan di selingi kilatan petir. Dengan payung yg tak teralu besar kami berdua masuk ke lobby untuk chek in. Waktu kami masuk lobby beberapa orang sempat melihat kami karena 3/4 baju kami basah akibat hujan angin yg besar. Kemudian aq ke resepsionis.

“Mbak, aq pesen kamar singgle bed dua”
“Maaf mas, yg tersisa hanya kamar double bed satu”

Kemudian aq tanya ke Vira,

“Gimana? kamarnya tinggal itu, mau nggak?

“Nggak ada pilihan lain kan? ya udah itu aja nggak papa” jawabnya

Kami pun segera menuju kamar tersebut. Kamar tersebut hanya ada satu bed ukuran doble, dan kamar mandi dengan shower panas dingin. Kemudian kami mandi seacara bergantian. Aq hanya mengenakan celana boxer dan kaos yg kami beli do factory outlet. Sedangkan Vira mengenakan baju kaos lengan buntung dan celana pendek. Tubuh terasa lelah sekali.



“Vir, kok kamu memutuskan nginep dan tidur sama aq?

“Aq cuma nggak mau liat kamu sakit aja, kalau kamu sakit nanti aq juga yg repot, siapa yg beliin obat? siapa yg nganterin kamu ke dokter? lagipula kita temenan udah lama banget, kamu tau siapa aq dan aq tau siapa kamu hehe..”

“Btw makasih ya udah jadai sahabat aq, aq seneng bagnet punya sahabat kayak kamu Vir, aq nggak mau kehilangan kamu Vir” kemudian aq memeluk Vira.

Dengan sedikit bingung Vira menyambut pelakukanku dan sambil bertanya.

“Maksud kamu nggak maukehilangan aq apa Jim? emang aq mau kemana? aq kan nggak kemana-mana”

“Aq baru sadar bahwa selama ini yg aq rasain ke kamu bukan perasaan sebagai sahabt tapi lebih, aq sayang banget sama kamu Vir, aq nggak mau kamu ninggalin aq dan maried sama orang lain. Terrnyata selama ini aq sudah bohong sama perasaan aq dan aq takut kalau aq ngomong ke kamu, semuanya akan berubah. Dan aq takut kamu ninggalin aq”

Sambil menatap tajam mataku dia berkata,

“Jimm, aq nggak akan pernah ninggalin kamu, I’m promise bcoz I love you too”

Aq melihat wajah cantik Vira mengeluarkan airmata dan tak lama kemudian aq berusaha mengangkat dagunya dan mulai mencium bibirnya. Dengan lembut aq mencium bibirnya dan ini merupakan ciuman pertama Vira karena Vira belum pernah pacaran sebelumnya. Dan bagiku ini untuk kedua kalinya karena sebelumnya aq pernah berciuman dengan mantan pacarku.

Cukup lama kami saling berciuman kemudian aq mulai memegang toket Vira, tak terlalu besar dan tak terllu kecil. Aq meremas-remasnya dengan lembut. Vira mulai mendesah, perlahan aq angkat kaosnya dan dia menurut saja. Terlihat yoket mulus dan puting berwarna merah muda, ternyata Vira sudah tak mengenakan BH setelah mandi, mungkin kerana BH nya basah. Dan dengan cepat aq turunkan celana dan CD nya. Terlihat memeknya dengan bulu-bulu yg tertata rapi.

Aq mulai mencumbunya dari leher, menjilati telinganya kemudian turun ke arah toketnya. Vira mulai mnegeluarkan desahan-desahan kecil. Aq menjilati puting susunya, dan sesekali kugigit kecil putingnya. Vira mulai meracau. Aq turun kebawah dan mulai memainkan memek dan klitnya. Ternyata klitnya sudah basah, tampaknya Vira sudah mulai terangsang.



Dengan lembut kujilati klitnya hingga alhirnya dia meremas kepalaku dan keluar cairan hangat. Wangi sekali memek Vira, tampaknya Vira sangat merawat kebersihan memeknya. Aq langsung melepas pakaianku hingga telanjang bulat, Vira tampak sedikit terkejut melihat batang k0ntolku yg berukuran sedang. Aq menyuruhnya mengocok lembut dan menjilati batang k0ntolku. Mulanya dia tampak jijik tapi lama-lama sudah biasa. Dia menjilati dan menghisap batang k0ntolku dengan lembut sekali. Tak lama kemudian aq mengarahankan batang k0ntolku ke lubang memeknya. Aq menatapnya dengan tajam dan dia hanya melihatku dan memejamkan matanya. Aq tak tau apakah itu tanda setuju atau tdk tapi dia tak melakukan penolakkan.

Aq mulai memasukkan batang k0ntolku ke lubang memeknya perlahan-lahan, dia sedikit menahan sakit kemudian aq berhenti sejenak lalu aq coba masukin lagi batang k0ntolku hingga akhirnya masuk, darah keperawanannya mulai keluar dri memeknya. Kemudian aq mulai mengocok pelan lubang memeknya, Vira tampak menahan sakit tapi menikmati. Sekitar hampir 20 menit kami melakukan itu hingga akhirnya aq sudah mulai merasa ingin mencapai orgasme dan sempat bertanya ke Vira apakah dikeluarkan di dalam atau di luar dan Vira bilang di dalam saja. Tak lama kemudian lendir kenikmatanku pun keluar memenuhi lubang memek Vira.

Sesaat kemudian kami tergolek lemah di ranjang dan membayangkan apa yg telah kami lakukan. Kami saling dian tanpa kata. Aq coba menoleh ke Vira dan dia mengeluarkan airmatanya. Aq memulai pembicaraan.

“Vira, maafkan aq… tdk seharusnya aq ngelakuin ini ke kamu.. aq khilaf”
“Bukan… bukan salah kamu… nggak perlu minta maaf” sambil mengusap air matanya.
“Vir, aq janji akan menikahi kamu, kamu mau jadi istriku?” tanyaku.

Sambilt tersenyum dia berkata,



“Jimm, kamu cowok yg baik. Kamu selalu ada buat aq disaat aq butuh kamu. Kamu mengerti bagaimana memperlakukan aq. Aq sebenernya sedih waktu liat kamu jadian sama Nina, tapi aq pengen liat kamu bahagia. Kamu cowok sempurna di mataku, tdk ada alasan buat bilang ke kamu. Aq sayang kamu, aq mau jadi istri kamu jimm”

Setelah kejadian itu kami akhirnya berpacaran dan semakin sering melakukan. Akhir thn 2005 kami wisuda. Dan aq bekerja di perusahaan otomotif multinasional sedangkan Vira bekerja di salah satu bang terbesar di indonesia. Pada awal 2009 kami berdua memutuskan untuk menikah. Dan sekarang kami sudah dikaruniai seorang naka perempuan yg cantik bernama Cintya

Ini sedikit cerita tentang kehidupanku dan aq sangat bahagia bisa menikah dengan Vira. .

Baca Juga : Foto Bugil Jilboobs

Saturday, 4 February 2017

Bersenang Ria Dengan Cewek Riau

Pertama kali aq mengenalnya ketika aq menunggu bus di di sebuah sudut kota Jakarta. Tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya. Aq saat itu memang sudah siap payung lipat karena waktu berangkat dari rumah langit terlihat gelap. Kubuka payung lipatku dan kulihat ada seorang wanita, masih muda, berlari menembus hujan, kusambut aja wanita itu dengan payungku dan kami berpayungan bersama. Selama berpayungan kami saling diam saja.

Akhirnya kami berdua berteduh di emperan toko.

“Ihh, cowok kok bawa payung, tumben-tumbenya ada cowok takut sama hujan” katanya.

“Bukanya terima kasih, malah nyela. Coba kalau tadi kamu nggak aq payungi udah basah kuyup” kataku tanpa tersinggung. Terserah orang mau bilang apa tentang aku, nggak ngefek buatku.
Tapi aq sendiri heran juga kok tumben memang aq mau bawa payung. Biasanya cuek aja.

“Mau kemana” tanyaku singkat.
“Pulang ke grogol” jawabnya singkat juga.

Kutanya namanya, kudengar dia jawab kalau namanya Naya. Akhirnya angkutan yang dutunggunya datang.

Aq pun pulang kerumah. 3 hari kemudian di tempat yang sama kembali aq bertemu denganya

“Hei, masih ingat aq?” tanyaku.
“Masih. Mana payung kamu, kok nggak di bawa lagi?” jawabnya.
“Ahh,, cuaca panas gini suruh bawa payung”
“Baru pulang Ya Nay?”
“Namaku Maya, bukan Naya”
“Kemarin Naya, sekarang Maya besok ganti apa lagi ya” olokku.
“Kamu aja yang bolot, dari dulu juga namaku Maya”



Dari tadi suaranya datar, ketus. Kuajak Maya untuk makan bakso di seberang jalan.

“Buru-buru nggak May? Kalau nggak makan dulu yuk!” ajakku
“Boleh, tapi kamu yang bayarin ya”
“Jangan kuatir”

Akhirnya kami berdua masuk ke warung bakso. Kupesan dua porsi tapi dia menloak

“Aq ngga usah, masih kenyang. Aq es teh aja”
“Ya udah. Pak baksonya satu es teh nya dua” pesanku pada penjual bakso

Kami dudk berhadapan dipisahkan meja untuk empat orang. Aq makan baksonya dengtan cepat dan kemudian mulai minum es teh. Karena mejanya kecil lutut kami bisa saling beradu. Tiba-tiba Maya menggoyangkan lututnya agak keras.

“Ada apa May?”
“Orang dibelakangmu dari tadi ngeliatin aq terus”
“Biarin aja kenapa, mata mata dia sendiri”

Lalu kedua kakinya menjepit kencang salah satu kakiku. Aq agak kaget juga

“Duhhh, pijitin dong” kataku
“Mau di pijit? jangan di sini” katanya sambil mengedikan matanya.

Alamaakkk, apa lagi yang terjadi setelah ini?

“Terus di mana?” pancingku lagi.
“Di hotel aja” sahutnya pelan

Kutatap wajahnya, seolah-olah tak percaya dia ngajak chek-in.

Aq pun segera menghabiskan baksoku, bayar dan keluar dari warung bakso. Cowok yang dibilangnya tadi ngeliatin terus masih curi-curi pandang ke Maya. Kami melangkah menuju hotel yang tidak jauh dari tempat kami makan tadi. Sambil melangkah kubisikkan di telinganya,

“Pakai kondom nggak?”
“Terserah kamu aja”

Aq jarang pakai kondom, apa lagi nawarin teman kencanku untuk pakai kondom dalam bercinta. Entah kenapa, atau munngkin kasihan aja sama Maya makanya aq menawarkan pakai kondom. Sambil melangkah kucoba cari-cari apotik atau toko obat, tapi nggak ada sampai kami tiba di hotel

Begitu masuk kamar hotel, aq ke kamar mandi dan membersihkan kemaluanku. Maya berbaring di tempat tidur. Aq keluar dari kamar mandi dan Maya menatapku. Maya bangkit dan segera melucuti pakaianya sampai bugil. Aq pun begitu melucuti semua pakianku dan berbaring di sampingnya.

“Mas ini asli mana sih, kok bulunya banyak sekali?” tanya Maya.
“Jawa asli” kataku.
“Ada turunan arab kali ya?” selidik Maya lagi seperti tak percaya dengan jawabanku.
“Kamu kerja di mana sih?
“Di pasar minggu” – cerita hot –
“Kok mau ke grogol lewatnya sini?”
“Iya, sekalian mamu mampir tempat ayahku kerja”



Setelah ngobrol banyak denganya aq tau ternyata di asal Riau, usianya sedikit di bawahku. Pada saat ini aq dapat mengamatinya dengan lebih detail. Tinggi badan 150 cm, kulitnya kuning kecoklatan, agak kurus. Rambutnya hitam lurus sebahu dan dadanya cukup besar untuk ukuranya.

“Oh iya, katanya tadi mau mijitin aq,” kataku menggodanya sambil membalikkan tubuhku posisi tengkurap.

Maya merapatkan tubuhnya ke tubuhku dan tangan Maya mulai memijit tubuhku. Nikmat juga pijitannya. Dia mulai memijit dari kaki, lalu paha, tangan, kepala dan punggungku.

“Udahan, sekarang mana lagi yang mau dipijit?” tanya Maya menantang.
“Bagian ini kan belum dipijit” kataku sambil tanganku menunjuk ke bibirku

Aq membalikkan tubuh dan Maya segera menerkamku dengan ciuman liarnya. Aq membalas dengan tak kalah liar. ‘Kecil-kecil nafsufnya gede juga nih anak’ kataku dalam hati. Bibir Maya turun ke bawah dan Maya mencium dan menjilati leherku. Aq menngelinjang nikmat.

Nafas kami berdua mulai tak beraturan. Sambil menciumi dan mengcup dadaku, Maya memeluk tubuhku erat. Kulihat toketnya padat dan kenyal dihiasi puting kecil berwarna merah muda menantangku untuk segera memainkanya. Toket sebelah kanan kuhisap, sementara sebelah kirinya kuremas-remas dengan tangan kananku. Tangan kiriku mengelus-elus pipinya dengan halus. Maya mendesah dan mengerang ketika puting susunya kujilati dan sesekali kugigit kecil.

“Aaaggghhhhh… eenngghhhhhh… oggghhh… Mas Joe”

Toketnya kuhisap habis sampai semuanya masuk ke mulutku. Maya menjilati telingaku. Aq pun sangat terangsang. Penisku sudah mulai tegang siap untuk maju dalam pertampuran yang super dahsyat.

Maya melepaskan pelukannya dan kini dia menciumi dan menjilati tubuhku. Dari leher bibirnya turun ke dada, dan..

“Oogghhh, Maya… yaaahhhh…” aq mengerang ketika mulutnya menjilati puting susuku.

Kudorong tubuhnya karena tak tahan dengan rangsangan yang diberikan pada puting susuku dan kemudian kugilngkan ke samping.

Kusambar bibirnya. Kudorong lidahku menggelitik mulutnya. Lidahku kemudian dihisapnya. Tanganya merayapi selangkanganku dan kemudian mengocok-ngocok penisku. Penisku semakin tegang mengeras.

“Bikin aq puas mass.. bawa aq terbang ke langit tuju…” pekiknya.

Tak lama kemudian tanganya memegang erat penisku dan kurasakan pantat dan pinggul Maya bergerak menggesek-gesek penisku. Kepala penisku kemudian masuk ke dalam lubang memeknya. Terasa sempit dan basah.

“Oogghhh… Aagghhhh” Maya mendongakan kepalanya dan memberikan kesempatan kepadaku untuk menjilati leher mulusnya yang tepat di depanku. Maya menggoyangkan pantatnya dan dengan sodokkan keras semua batang penisku terbenam dalam lubang memeknya

Pinggulku kugoyang maju mundur menimba kenikmatan. Kadang goyanganku ku ubah menjadi kekanan ke kiri atau berputar dengan arah putaran pantatnya. Sesekali goyanganku agak pelan dan kuganting selangkanganku. Pantatnya naik agak tinggi sehiingga kepala penisku berada di bibir memeknya dan kemudian dengan cepat kuturunkan pantatku hingga seluruh batang penisku terbenam ke lubang memeknya.

Punggungnya naik dengan bertumpu pada sikunya. Kuhisap puting susunya yang sudah tegang. Gerakanku semakin tak beraturan. Tanganya kini memeluk punggungku dan dadanya merapat ke dadaku. Tanganya meremas-remas rambutku, mulutnya mendesah dan mengerang hebat.

“Joee.. ogghh Joee, aq maauu kkeluaaarrrrr”
“Ssshhhhh… oohhhhhh”
“Joee sekarraannggg Aaagghhhhhh… sekaranggg” ia mengerang hebat. Tubuh Maya bergetar hebat diatasku dan kakinya membelit kakiku. Bibirnyanya mencari-cari bibirku dan kusambar agar agar dia tidak mengerang terlalu keras lagi. Memeknya berdnyut kencang sekali. Aqpun merasakan akan meraih kenikmatan dan ketekan kuat pantatku ke bawah dengan keras hingga penisku mentok.

Aaaggggghhhh Mayaa… terimalah semburankuuu” kesemburkan pejuhku ke dalam memeknya. Terasa banyak sekali dan meleleh keluar menetes di sprei

Tubuhku lunglai di atas tubuh Maya. Tubuh kami penuh peluh. Penisku yang masig tegang kubiarkan tetap menancap di dalam memeknya sampai akhirnya mengerut dan terlepas sendiri dari lubang memek.

Akhirnya kami bangkit setelah nafas kami berdua mulai teratur. Lalu kami ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Kami pulang menuju rumah masing-masing. Karena sudah agak malam dan angkutan sudah jarang, maka kuberikan ongkos taxi untuk Maya. Kami janjian untuk ketemu 1 minggu lagi.

1 minggu kemudian kami berdua sudah berada di dalam kamar hotel. Kini aq sudah menyiapkan kondom sebelumnya. Begitu masuk kedalam kamar hotel, maya langsung memelukku dan mencumbuiku denga liarnya. Tanganya dengan cepat melucuti pakaianku. Setelah itu kemudian ia melucuti pakaianya sendiri dengan cepat. Tanganya sudah meraih penisku, meremas dan mengocoknya. Perlahan tapi pasti penisku semakin tegang mengeras. Kami masih berciuman dan memagut leher.



Kami berdua mulai terangsang hebat dan tubuh kami mulai panas. Detak jantung mulai kencang dan nafas sudah tak beraturan. Kududukkan dia di atas meja. Kini kami lebih leluasa mengeksplorasi tubuh kami. Tanganya masih memiankan penisku. Tanganku meremas-remas toketnya, memilin-milin puting susunya. Kutarik pantatnya sedikit ke depan sehingga posisinya berada dipinggir meja. Dengan bantuan tanganya kucoba menusukkan batang penisku ke lubang memeknya dalam pisisi aq berdiri. Ia menggerakkan pantatnya untuk membantu usahaku. Digesek-gesekkan ujung penisku ke bibir memeknya.

Setelah cukup pelumasanya ia berbisik,

“Ayo mass dorongg”

Kudorong pelan penisku dan akhirnya batang penisku bisa masuk dengan lancar ke lubang memeknya. Dalam beberapa menit kami masih bertahan pada posisi berdiri. Kakiku sudah mulai lemas menahan tubuhku. Kuangkat tubuhnya kemudian kubopong melangkah ke arah tempat tidur.

“Upss.. penisku lepas sayang”

Kudorong dia sambil tetap berpelukan dan berciuman ke kamar mandi. Sampai dalam kamar mandi kulepaskan pelukanku dan kami membersihkan milik kami masing-masing terlebih dulu untuk melanjutkan pertempuran berikutnya yang lebih hot.

Kubopong tubuh mungilnya dan kurebahkan ke tempat tidur. Tak lama kemudian kami kembali bergumul. Maya diatas tubuhku. Kepala Yuni ke bawah, ke perut dan terus ke bawah. Digigitnya pelan batang penisku.

Maya menatapku dan aq menarik biji pelerku sehingga batang kontolku juga tertarik dan berdiri tegak menantang. Aq memberi isyarat ketika kepalanya ada di atas selangkanganku. Kepalanya kemudian bergerak ke bawah. Ia menjilati dan menghisap ujung penisku.

Tiba-tiba tubuhku terasa seperti di setrum ketika lidah Maya menjilati lubang penisku. Kulihat Maya dengan asyiknya menjilat, mengulum dan menghisap ujung penisku. Ia tidak memasukkan seleuruh batang kontolku ke dalam mulutnya, melainkan hanya ujung kontolku saja yang menjadi area kerjanya.

Kutarik tubuh Maya dan kini kutindih tubuhnya. Maya memeluku dan menjilati daun telingkau. Aq merinding. Dadanya yang kencang menekan dadaku. Kucium bibirnya dan kuremas-remas toketnya.

“Ogghh ayo mass.. aq… masukkan maassss… ayoo cepet masukkan…”

Aq menggerakkan pantatku dan segera batang kontolku masuk semua di dalam lubang memeknya.

“Mas joeee… nikmat sekali mas joeee,,, aq ooogghhhh” Ia memekik pelan, lalu kutekan batang penisku sampai amblas.

Tanganya mencengkram kuat punggungku. Tak terdengar suara apapun dalam kamar selain desahan dan erangan kami.

Kutarik keluar batang penisku, kutahan dan kekencangkan ototnya. Perlahan-lahan kumasukkan kepala penisnya saja ke bibir memek yang merah dan basah.



Maya terpejam menikmati permainanku pada bibir memeknya

“Ehgggkk..” dia menjerit tertahan ketika tiba-tiba kutusukkan batang penisku sampai mentok ke dalam rahimnya.

Kukocok pelan setengah batang penis sampai enam kali lalu kusodokkan dengan kencang sampai semua batang penisku amblas di dalam memeknya. Maya menggoyangkan pinggulnya naik turun dan memutar sehingga kenikmatan yang luar biasa sama-sama kami rasakan. Batang penisku seperti di remas-remas rasanya. Kuhisap toketnya dan kumainkan puting susunya dengan lidahku.

Maya seperti orang yang mau berteriak menahan sesuatu menikmati pergumulan ini. Ia meukul-mukul dadaku dengan histeris.

“Ooouugghhhh… terussss… teruskaannn masssss.. benar-benar nikmattt… oogghhhh”

Kini kedua kakiku menjepit kakinya. Ternyata memeknya benar-benar nikmat luar biasa, meskipun agak becek namun goyanganya seperti menydot-nyedot batang penisku.

Aq mulai mengocok lagi. Maya sungguh binal liar sekali. Tubuh kami dibanjiri peluh. Kupacu Maya mendaki puncak kenikmatan. Kami saling meremas, memagut dan mencium.

Kubuka lagi kedua kakinya, kini betisnya melilit betisku. Matanya merem melek. Aq siap untuk menyemburkan pejuhku.

“Maya, aq mau sampai… bentar lagi Mayy.. aq mauuu…”
“Kita barengan masss… oooggghhhh….” Maya melenguh panjang.

Tak lama kemudian…,

“Sekarangg Mayy. Ayo sekaranggg…. aaaggghhhhh” aq mengerang hebat ketika menyemburkan pejuhku

“Mass Joeee… Ooogghhh” kedua kakinya menjepit kuat dan menarik kakiku sehingga penisku tertarik mau keluar.

Aq menahan agar posisi penisku tetap di dalam lubang memeknya. Matanya terbelalak, tanganya mencengkram kuat punggungku, ,ulutnya menggigit dadaku sampai merah. Kemaluan kami saling membalas berdnyut sampai beberapa detik. Setelah beberapa saat kemudian keadaanh menjadi hening dan tenang. KAmi berdua memberisihkan diri dan chek out dari hotel.



Aq meniduri Maya samap 7 kali dan setelah itu tak pernah bertemu lagi. Dulu aq pernah minta nomor telpon kantornya tapi dia tak mau menebrikannya. Entah apa alasanya. Sampai sekarang aq tak pernah bertemu lagi denganya. Meskipun kadang-kadang aq masih nongkrong di tempat kami bertemu

Baca Juga : Ibu Tiri